
Emiten Milik Hary Tanoe Siap Akuisisi Kompetitor Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha Grup MNC, PT MNC Vision Network Tbk. (IPTV) secara terang-terangan menyebutkan tengah dalam proses due diligence atau uji tuntas untuk mengakuisisi saham kompetitornya.
Kabar yang disampaikan perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil mengerek saham IPTV naik 2% ke Rp 510/saham pada perdagangan Jumat ini (4/10/2019).
Mengacu data BEI, dalam 3 bulan terakhir, saham emiten yang tercatat di BEI pada pada 8 Juli 2019 ini melesat 113%.
Menurut informasi yang disampaikan perusahaan, emiyen penyedia siaran televisi berlangganan milik Hary Tanoesoedibjo ini telah menandatangani non disclosure agreement (NDA) dengan pihak penjualan.
"Keberhasilan aksi korporasi ini akan mengacu pada hasil due diligence dan kedua belah pihak mencapai persyaratan komersial yang disepakati bersama," tulis Anthony C. Kartawiria, Corporate Secretary MNC Vision Network dalam keterbukaan informasi, Jumat 4/10/2019).
Ini bukan pertama kalinya perusahaan melakukan akuisisi atas perusahaan sejenis. Belum lama ini, pada 28 Agustus lalu, IPTV juga mengakuisisi 60% saham K-Vision.
Akuisisi ini akan membuat perusahaan mendapatkan tambahan 120.000 pelanggan baru per bulan, di luar pertumbuhan pelanggan dari tiga anak perusahaan, yakni MNC Vision, MNC Play, dan MNC Now.
Perlu diketahui, sejak sahamnya tercatat di BEI pada 8 Juli 2019 saham IPTV sudah meroket 113% hingga penutupan perdagangan hari ini. Bahkan saham ini pernah menyentuh harga tertingginya di Rp 640/saham.
Pada semester I-2019, IPTV akhirnya berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp 22,9 miliar, dari total target yang ingin dicapai tahun ini senilai Rp 172 miliar.
Sejak tahun 2016 hingga 2018, IPTV selalu mencatatkan rugi tahun berjalan dengan nilai kerugian tahun lalu mencapai Rp 47 miliar. Total pemasukan perusahaan juga tumbuh relatif stabil, dengan rata-rata pertumbuhan 2 tahun terakhir hanya di level 3,72% secara tahunan.
(tas) Next Article Anak Usaha MNC Grup IPO Lagi, Bagaimana Jeroannya?
