Pepsi Pamit, Lampu Kuning Bisnis Minuman RI?

tahir saleh, CNBC Indonesia
03 October 2019 16:01
Tingkat persaingan di sektor minuman tetap ketat pada tahun ini.
Foto: REUTERS/Mario Anzuoni

Jakarta, CNBC Indonesia Manajemen PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), menegaskan tingkat persaingan di sektor minuman tetap ketat pada tahun ini. Para 'pemain' utama terus meningkatkan belanja iklan dan promosi untuk mempertahankan posisinya di pasar.

Di sisi lain, 
para pemain baru meluncurkan berbagai produk baru dengan beragam varian rasa yang menarik untuk membedakan dengan produk-produk yang telah ada di pasar.

"Tingkat persaingan di kategori minuman di Indonesia diperkirakan akan tetap ketat [tahun 2019] mengingat nilai industrinya yang besar dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan," tulis manajemen ICBP dalam laporan keuangan tahunan, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2019).


"Divisi Minuman ICBP tetap berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kinerja melalui perbaikan di berbagai bidang," tulis manajemen.

CNBC Indonesia terus meminta konfirmasi terkait dengan bisnis minuman INDF dan ICBP pada dua direksi perusahaan yakni Direktur INDF Franciscus Welirang dan Axton Salim. Namun hingga kini belum ada pernyataan resmi perusahaan.

Sebagai informasi, salah satu sentimen yang menggerakkan harga saham INDF dan ICBP pada Kamis ini dipengaruhi oleh hengkangnya Pepsi dari Indonesia.

ICBP melalui anak usahanya, PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) mendapatkan hak eksklusif dari PepsiCo Inc. dan perusahaan afiliasinya, untuk memproduksi, menjual dan mendistribusikan secara eksklusif produk minuman non-alkohol dengan menggunakan merek-merek milik PepsiCo di Indonesia.


Pada penutupan perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia, Kamis (3/10/2019), saham INDF minus 0,33% di level Rp 7.650/saham, sementara saham ICBP menguat 0,82% di level Rp 12.300/saham. Asing masuk ke saham INDF hari ini sebesar Rp 275,37 juta, sementara investor asing juga membeli Rp 9,12 miliar saham ICBP.

Dalam laporan keuangan tersebut disebutkan, Divisi 
Minuman ICBP dikelola oleh (AIBM), anak perusahaan yang 99,9% sahamnya dimiliki oleh ICBP.

Divisi ini menawarkan beragam pilihan produk meliputi minuman teh siap minum, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) serta minuman rasa buah dengan merek Ichi Ocha, Club dan Fruitamin. "Kami juga menjadi exclusive bottler produk- produk PepsiCo yang memproduksi minuman berkarbonasi dengan merek Pepsi," tulis manajemen di laporan keuangan 2018.

Manajemen ICBP mengungkapkan, Divisi Minuman mengoperasikan sebanyak 19 pabrik di Indonesia dengan total kapasitas produksi sekitar 3 miliar liter per tahun.

Total nilai penjualan Divisi Minuman mencapai Rp 1,83 triliun, naik 6,8% dari Rp1,72 triliun di tahun 2017 terutama didukung oleh pertumbuhan produk-produk minuman siap minum dan AMDK dalam kemasan botol PET yang semakin populer di kalangan konsumen karena kepraktisannya.


Marjin laba usaha membaik menjadi -16,3% dari -19,3% didorong oleh kinerja penjualan yang baik serta efisiensi di seluruh organisasi.

Di tahun 2018, menyusul akuisisi saham Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte. Ltd. di bidang usaha minuman pada Maret 2018, terjadi penggabungan usaha antara unit usaha manufaktur dan komersial ke dalam AIBM guna membentuk organisasi yang terintegrasi dan lebih efisien.

"Kami akan meningkatkan ketersediaan produk- produk kami dengan memperluas penetrasi distribusi, serta memastikan visibilitas produk yang baik di toko-toko. Berbagai inisiatif pemasaran dan penjualan yang terintegrasi akan dijalankan untuk terus meningkatkan brand awareness dan consumer trial," tulis manajemen.

Kisah Pepsi sebetulnya juga bertalian erat dengan hadirnya ICBP lantaran cikal bakal perusahaan konsumen ini berawal dari Grup Produk Konsumen Bermerek (Consumer Branded Product atau CBP) dari perusahaan induknya, INDF.

Laporan keuangan mencatat, kegiatan usaha Grup CBP ini dimulai dengan bisnis di bidang mi instan pada tahun 1982. Di tahun 1985, Grup CBP memulai kegiatan usaha di bidang nutrisi dan makanan khusus, dan di tahun 1990 mengembangkan kegiatan usahanya ke bidang makanan ringan melalui kerja sama dengan Fritolay Netherlands Holding B.V., afiliasi dari PepsiCo.

Kegiatan usaha di bidang penyedap makanan dibentuk pada tahun 1991, sedangkan unit usaha di bidang biskuit di tahun 2005.


Pepsi mundur dari Indonesia

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas/hps) Next Article Pepsi Pamit, Asing Malah Borong Saham Grup Salim

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular