
Trade War & Penantian Kabinet Jokowi Bikin IHSG Terkapar

Jakarta, CNBC Indonesia - Menguatnya tekanan global membuat pasar saham domestik kembali terkoreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2019). Hingga sesi pertama perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan Bursa Efek Indonesa, terjerembab 0,70% ke level 6.012,99.
Franky Rivan, Senior Research Analyst PT Kresna Sekuritas berpendapat, melemahnya IHSG lebih disebabkan dari tekanan eksternal. Sentimen tersebut antara lain muncul dari rencana Amerika Serikat (AS) yang akan menaikkan tarif pada produk Uni Eropa mulai Oktober mendatang.
AS akan menaikkan tarif 10% pada industri pesawat dan 25% pada industri lain serta pertanian Eropa dan sudah direstui organisasi perdagangan dunia, WTO.
"Melemahnya IHSG lebih karena disebabkan faktor global," kata Franky kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2019).
Data perdagangan mencatat, saham-saham di Kawasan Benua Kuning juga terpantau melemah: indeks Nikkei terkoreksi 1,99% disusul melemahnya indeks Hang Seng yang terkoreksi 0,51%, indeks Straits Times melemah 0,93%.
Bursa saham Negeri Paman Sam juga tak luput dari pelemahan, indeks Dow Jones tadi pagi melemah cukup dalam 1,86%, sedangkan indeks S&P 500 melemah 1,79%.
Hingga sesi I, data BEI mencatat investor asing sudah melego saham bursa Tanah Air sebanyak Rp 432,05 miliar di semua pasar. Net sell asing ini membuat net sell di pasar reguler hingga tahun berjalan (year to date) mencapai Rp 17,16 miliar.
![]() |
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal menyatakan, pergerakan IHSG bergerak volatil karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain dari sisi stabilitas politik dan keamanan seperti aksi demonstrasi yang belakang ini terjadi.
Selanjutnya, pelaku pasar, setidaknya hingga 20 Oktober 2019 mendatang akan menantikan kabinet baru pemerintahan Joko Widodo periode 2019-2024.
"Kita melihat ke depan sampai 20 Oktober 2019 susunan kabinet sesuatu ditunggu pelaku pasar," kata Faisal saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Kamis (3/10/2019).
Menurut Faisal, sangat wajar, pasar saham masih rentan bergejolak menjelang pelantikan kabinet. Namun, dia meyakini, setelah pengumuman, sebulan setelahnya kondisi pasar akan kembali pulih dan tim ekonomi di kabinet baru diharapkan akan diisi oleh menteri yang memiliki kompetensi dari kalangan profesional.
"Sehingga akan membantu tekanan dari global dan dalam negeri, diharapkan dalam 5 tahun ke depan kondisi perekonomian bisa menjadi lebih baik," kata Faisal.
IHSG anjlok di bawah 6.000, terdalam sejak Mei 2019
(tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
