Saham Bank Artos Meroket 1.047% & Auto Reject, BEI ke Mana?

tahir saleh, CNBC Indonesia
03 October 2019 11:46
Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan dini soal saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) sejak 15 Agustus 2019.
Foto: Bank Artos

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan dini soal saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) sejak 15 Agustus 2019 setelah sahamnya melesat di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA). Hingga awal Oktober ini saham Bank Artos terus melaju.

Data perdagangan BEI mencatat, Kamis ini (3/10/2019) saham Bank Artos pada pukul 11.29 WIB melesat 24,85% di level 2.110/saham. Rabu kemarin saham Bank Artos juga melesat 24,72% di level Rp 1.690/saham.

Dalam sepekan terakhir saham ARTO melesat 157% dan year to date terbang 1.047%. Dengan rentang harga Rp 200-5000, maka batasan ARA (auto reject atas) untuk saham Bank Artos yakni sebesar 25%.


BEI sudah meminta konfirmasi pada perusahaan terkait sejak 14 Agustus dan dijawab oleh manajemen Bank Artos pada pada 13 September silam yang menjelaskan perusahaan memang berencana melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.

Namun hingga kini belum ada aksi dari BEI di tengah melesatnya harga saham Bank Artos.

"Sebagaimana kami ungkapkan sebelumnya, setelah proses akuisisi selesai, ke depannya Bank Artos akan dikembangkan menjadi bank yang akan melayani segmen menengah dan bawah dalam piramida pasar," kata Direktur Utama Bank Artos Deddy Triyana, kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.

Bank ini resmi dijual ke pemilik baru yakni konsorsium yang dipimpin Jerry Ng dan Patrick Walujo. Saat informasi terbuka ke publik, saham ARTO langsung disuspensi oleh BEI pada
21 Agustus 2019 sebelum akhirnya dibuka pada 16 September.

Perubahan pengendali ini terjadi setelah Jerry Ng dan Patrick Walujo menguasai 51% saham Bank Artos. Jerry Ng akan masuk melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sebesar 37,65% dan Patrick Walujo masuk melalui WTT, perusahaan investasi berbasis di Hong Kong, yang akan menguasai 13,35%.


Keduanya akan masuk ke Bank Artos melalui mekanisme rights issue atau penerbitan saham baru. Pasca-rights issue, saham Arto Hardy akan menyusut dari 39,51% jadi 24,5% dan saham Sinatra Arto Hardy dan William Arto Hardy akan turun masing-masing dari 13,5% menjadi 1,5%, seperti dikutip dari prospektus aksi korporasi Bank Artos.

ARA berkali-kali
Hari ini, saham ARTO kembali melesat ke batas auto reject atau ARA didorong sentimen positif akan melakukan rights issue dan naik kelas jadi bank BUKU II. Meroketnya saham ke batas ARA ini sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Saham bank yang baru diakuisisi oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo ini naik 420 poin atau 24,85% menjadi Rp 2.110 pada hari ini. Namun volume perdagangan cenderung kecil, hanya Rp 74,78 juta.

Direktur Metamorfosis Ekosistem Indonesia, Anika Faisal, mengatakan alasan dicaploknya Bank Artos karena masih besarnya permintaan masyarakat akan kredit perbankan dan masih banyaknya sektor-sektor yang bisa dibiayai perbankan.

Namun sayang ia tidak bersedia menyebut berapa dana yang akan dikeluarkan untuk mencaplok Bank Artos. Ia juga tidak bersedia untuk menyebut berapa price to book value (PBV) ketika pihaknya mengambilalih Bank Artos.

"Bank Ini akan ditransfromasikan menjadi Bank Digital. Setelah kami masuk akan ada tambahan modal lagi sehingga bank naik kelas dari BUKU I menjadi BUKU II," ujar Anika Faisal di Jakarta, Rabu (20/8/2019).


(tas/hps) Next Article Jerry Ng Resmi Caplok 37,65% Saham Bank Artos Rp 179 M

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular