IHSG Sempat Keluar dari 6.000, BEI: Ini Masih Wajar

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 October 2019 11:50
Seluruh pasar saham Asia mengalami pelemahan akibat masih negatifnya sentimen yang datang dari global.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak melemah sendiri di regional Asia. Seluruh pasar saham Asia mengalami pelemahan akibat masih negatifnya sentimen yang datang dari global.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan dengan kondisi global yang bergerak negatif, pelemahan indeks dianggap masih wajar, meski sempat menembus level psikologis 6.000.

"Ini masih dalam batas wajar. Regional juga turun kan, Indonesia terpengaruh global juga," kata Laksono kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2019).

Namun demikian, dia menilai kepercayaan pasar kepada pasar saham dalam negeri dinilai cukup posotof kendati indeks selama beberapa hari terakhir terus mengalami pelemahan. Namun, memang sentimen negatif dari global masih menjadi biang kerok utama.

Pagi ini perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka hari ini (3/10/2019) tepatnya pukul 09:50 WIB, pelaku pasar asing mencatatkan aksi jual bersih mencapai Rp 175,77 miliar.

Dengan tekanan aksi jual tersebut, wajar jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus kembali pasrah terjebak di zona merah dengan melemah 0,33% ke level 6.035,57 dan sempat keluar dari level 6.000 poin ke level 5.997.

Pelaku pasar global diselimuti kecemasan baru seiring dengan pengumuman dari kantor perwakilan dagang Negeri Paman Sam yang akan mengenakan tarif pada produk impor asal Uni Eropa per 18 Oktober 2019. Daftar produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk pesawat terbang, kopi, daging babi, hingga mentega, dilansir CNBC International.

Babak baru perang dagang dengan Benua Biru menambah kecemasan investor atas ancaman resesi yang berpotensi besar melanda Negeri Adidaya. Pasalnya, nilai impor AS atas produk Uni Eropa tercatat lebih besar dari China. Dengan kata lain, friksi dagang AS-Eropa berpotensi lebih besar menyakiti ekonomi Negeri Paman Sam.
(hps/hps) Next Article Waspada! Dikelilingi Sentimen Negatif, IHSG Bisa ke 6.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular