Pepsi Pamit, Baik atau Buruk bagi Saham INDF, ICBP & FAST?

tahir saleh & Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 October 2019 07:35
Pepsi Pamit, Baik atau Buruk bagi Saham INDF, ICBP & FAST?
Foto: KFC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham tiga emiten konsumer Grup Salim bergerak variatif pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (3/10/2019). Ketiganya yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).

Salah satu sentimen bagi emiten Grup Salim ialah berakhirnya kontrak Pepsi dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM), anak usaha ICBP.

AIBM mendapatkan hak eksklusif dari PepsiCo Inc. dan perusahaan afiliasinya, untuk memproduksi, menjual dan mendistribusikan produk minuman non-alkohol dengan menggunakan merek-merek milik PepsiCo di Indonesia.


Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, saham FAST bahkan melesat 4,76% menjadi Rp 2.640/saham, padahal sejak dibuka di level Rp 2.520, saham pengelola restoran waralaba cepat saji KFC ini stagnan hingga penutupan sesi I.

Namun pada pertengahan sesi kedua, ketika pemberitaan Pepsi hengkang ramai, investor domestik ramai memburu saham ini sehingga sahamnya melesat, kendati nilai transaksi dari lokal relatif rendah yakni hanya mencapai Rp 11,24 juta dengan volume perdagangan 4.400 saham.

Tak ada investor asing masuk ke saham ini. Secara tahun berjalan atau year to date, saham FAST melesat 59% dengan catatan beli bersih asing Rp 674 juta.


Dengan berakhirnya kontrak, maka penikmat ayam KFC di Indonesia mulai Oktober ini tak akan lagi bisa menikmati ayam ditemani dengan minuman Pepsi. Sebab secara bertahap Fast Food bakal mengganti minumannya dengan Coke alias Coca Cola dan produk turunannya.

Direktur Fast Food Indonesia Justinus Dalimin mengatakan mulai bulan ini secara bertahap KFC akan mulai melakukan penggantian jenis minuman di tiap gerai yang dikelolanya. Hal ini dilakukan karena Pepsi akan menghentikan suplai ke perusahaan dan hengkang dari Indonesia.

"Pepsi akan berhentikan distribusinya di Indonesia mulai pertengahan Oktober atau akhir Oktober ini, dan tentu saja juga berhenti suplai ke KFC. Kami sudah persiapkan pengalihan ini sebaik-baiknya dan KFC akan bekerja sama dengan Coke selanjutnya," kata Justinus kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2019).

Perlu diketahui, PepsiCo memiliki perjanjian dengan KFC di Indonesia untuk melakukan suplai eksklusif tertanggal 12 Januari 2018.

"Berdasarkan perjanjian tersebut, Pepsi akan menyuplai minuman Carbonated Soft Drink dan produk minuman kemasan yang dijual oleh FAST serta sirup yang digunakan untuk produk FAST," tulis manajemen FAST, dalam laporan keuangan Juni 2019.


LANJUT HALAMAN 2: Bagaimana Saham INDF & ICBP?

 

Harga saham INDF pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis kemarin minus 0,33% di level Rp 7.650/saham, sementara saham ICBP menguat 0,82% di level Rp 12.300/saham. Pada sesi I itu, investor asing masuk ke saham INDF hari ini sebesar Rp 275,37 juta, sementara investor asing juga membeli Rp 9,12 miliar saham ICBP.

Namun ketika ditutup sore, saham INDF berada di level yang sama dengan penutupan Rabu yakni di level Rp 7.675/saham, kendati lebih rendah dari harga pembukaan Rp 7.700/saham. Asing masuk di pasar reguler kemarin Rp 3,54 miliar, tapi di pasar negosiasi dan tunai asing malah melepas hingga Rp 6,93 miliar.

Year to date, saham INDF naik 3,02% dengan net buy asing Rp 1,24 triliun di semua pasar.

Adapun ICBP di sesi II sahamnya juga ditutup sama dengan Rabu yakni Rp 12.200/saham. Kemarin, asing masuk Rp 2,92 miliar di pasar reguker, dan di pasar nego dan tunai asing melepas Rp 1,07 miliar.

Year to date, saham ICBP naik 17% dengan net buy asing Rp 1,16 triliun di semua pasar.


Dalam laporan keuangan ICBP Juni 2019, disebutkan, Divisi Minuman ICBP dikelola oleh AIBM, anak perusahaan yang 99,9% sahamnya dimiliki oleh ICBP. Anak usaha ini yang mempunyai perjanjian dengan PepsiCo.

Selain itu, Divisi ini juga menawarkan beragam pilihan produk meliputi minuman teh siap minum, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) serta minuman rasa buah dengan merek Ichi Ocha, Club dan Fruitamin. "Kami juga menjadi exclusive bottler produk- produk PepsiCo yang memproduksi minuman berkarbonasi dengan merek Pepsi," tulis manajemen di laporan keuangan 2018.

Manajemen ICBP mengungkapkan, Divisi Minuman mengoperasikan sebanyak 19 pabrik di Indonesia dengan total kapasitas produksi sekitar 3 miliar liter per tahun.

Total nilai penjualan Divisi Minuman mencapai Rp 1,83 triliun, naik 6,8% dari Rp1,72 triliun di tahun 2017 terutama didukung oleh pertumbuhan produk-produk minuman siap minum dan AMDK dalam kemasan botol PET yang semakin populer di kalangan konsumen karena kepraktisannya.

Sayang, marjin laba usaha minus, meskipun membaik menjadi -16,3% dari -19,3% didorong oleh kinerja penjualan yang baik serta efisiensi di seluruh organisasi.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular