Pepsi Hengkang dari RI, Coca Cola Justru Ekspansi Pabrik

Efrem Siregar, CNBC Indonesia
03 October 2019 21:00
Saat Pepsi hengkang, Coca Cola justru meresmikan hasil ekspansi pabrik.
Foto: Coca-Cola (REUTERS/Regis Duvignau)
Jakarta, CNBC Indonesia - Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) meresmikan lini produksi Affordable Single Serve Package (ASSP) bagian dari ekspansi produsen minuman Non Alkoholic Ready to Drink (NARTD) di Indonesia. Lini produksi baru Coca-Cola Amatil berada di pabrik Pasuruan, Jawa Timur. 

Kabar ini tentu menggembirakan, di tengah kabar tak sedap soal rencana Pepsi hengkang dari Indonesia mulai 10 Oktober 2019. Penyebabnya karena putus kerja sama antara PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM), anak usaha PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), selaku pemegang eksklusif merek Pepsi di Indonesia, dengan PepsiCo Inc (PepsiCo) selaku prinsipal.

Lini produksi Coca-Cola Amatil akan menggunakan teknologi digital untuk menghasilkan kemasan produk ramah lingkungan. Peresmian lini prosukai CCAI ini mendapat apresiasi dari Kementerian Perindustrian. 



"Setelah beroperasi di Indonesia selama 27 tahun, diharapkan CCAI semakin memperkuat komitmennya dalam membuka lapangan kerja, memajukan industri, dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi negara dengan tetap memperhatikan prinsip industri hijau," ucap Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Abdul Rochim saat peresmian lini Produksi Surabaya Plant di Pabrik Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Pasuruan, Jawa Timur, dalam keterangan tertulis, Kamis (3/10/2019)

Rochim mengapresiasi langkah CCAI yang telah menambahkan investasi di sembilan pabrik produksi, dengan 38 lini produksi dan sembilan lini produksi botol preform, serta telah menyerap tenaga kerja lebih dari 9.000 karyawan. Diresmikannya lini produksi ini akan memberikan optimisme bagi para investor terhadap peluang iklim usaha yang kondusif di Indonesia.

Selain itu, ia menyambut baik langkah CCAI dalam memanfaatkan teknologi digital untuk menghasilkan kemasan produk ramah lingkungan.

"Sampai sekarang plastik masih dibutuhkan, sehingga tidak bisa dihilangkan. Yang perlu dilakukan adalah manajemen pengelolaan sampah di sisi hilir. Jadi, sampah dikumpulkan kembali untuk di-recycle, misalnya menjadi serat untuk bikin baju atau barang plastik lain. Teknologi Coca Cola ini sudah bagus, bisa recycle jadi botol kembali," katanya.



Kemenperin mencatat industri makanan dan minuman konsisten sebagai kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Pada paruh tahun ini, industri makanan dan minuman tumbuh mencapai 7,4% dan berkontribusi hingga 36,23% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.

Realisasi investasi sektor industri minuman sepanjang semester I-2019 mencapai Rp1,43 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan, untuk penanaman modal asing (PMA) sebesar US$ 68,72 juta.
(hoi/hoi) Next Article Pepsi Hengkang dari RI, Diduga karena Cukai dan Isu Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular