
Kemenperin: Pepsi Cabut dari RI Murni karena Bisnis
Redaksi, CNBC Indonesia
03 October 2019 20:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar tak sedap datang dari industri minuman di Indonesia. Pepsi bakal hengkang dari Indonesia mulai 10 Oktober 2019.
Penyebabnya karena putus kerja sama antara PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM), anak usaha PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), selaku pemegang eksklusif merek Pepsi di Indonesia, dengan PepsiCo Inc (PepsiCo) selaku prinsipal.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim menegaskan cabutnya Pepsi dari Indonesia bukan karena iklim bisnis di Indonesia sedang tak kondusif, tapi murni karena persoalan bisnis.
"Pepsi keluar dari Indonesia lebih terkait kerja sama dengan mitra Pepsi berupa pemutusan kontrak bisnis. Jadi dipastikan keluarnya Pepsi Cola bukan karena iklim bisnis di dalam negeri yang tidak kondusif," tegas Abdul dikutip dari detikcom, Kamis (3/10/2019).
Abdul menegaskan pertumbuhan industri nasional saat ini masih positif. Ia bilang kontribusi Pepsi dalam industri minuman dalam negeri tak sebesar kompetitor.
"Share Pepsi untuk jenis minuman NARTD (Non Alkoholic Ready to Drink) tidak sebesar kompetitornya untuk produk sejenis. Secara makro Nasional tidak terlalu besar dampaknya. Data yang ada saat ini, secara keseluruhan pertumbuhan industri minuman masih positif," kata Abdul.
Ia membeberkan, sektor industri minuman pada semester I-2019 menunjukkan pertumbuhan PDB sebesar 22,74% di mana berkontribusi sebesar 2,01% terhadap PDB industri pengolahan non migas, dengan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 68,72 juta.
Saat ini memang ada penurunan penjualan minuman NARTD di pasar tradisional, tapi penjualan minuman NARTD di pasar modern tetap meningkat.
"Khusus untuk pertumbuhan NARTD di Indonesia memang menurun tidak terlalu besar (per Agustus 2019 sebesar -0.7%) dikarenakan penurunan penjualan di pasar tradisional. Sedangkan, untuk retail dan pasar modern justru mengalami peningkatan," terangnya.
Abdul mengatakan pemerintah akan tetap memfasilitasi masalah-masalah yang timbul seperti pada Pepsi. Agar dapat dicarikan jalan keluarnya, dan diharapkan merek tersebut dapat kembali ke pasar Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Pepsi Hengkang dari RI, Coca Cola Justru Ekspansi Pabrik
Penyebabnya karena putus kerja sama antara PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM), anak usaha PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), selaku pemegang eksklusif merek Pepsi di Indonesia, dengan PepsiCo Inc (PepsiCo) selaku prinsipal.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim menegaskan cabutnya Pepsi dari Indonesia bukan karena iklim bisnis di Indonesia sedang tak kondusif, tapi murni karena persoalan bisnis.
"Pepsi keluar dari Indonesia lebih terkait kerja sama dengan mitra Pepsi berupa pemutusan kontrak bisnis. Jadi dipastikan keluarnya Pepsi Cola bukan karena iklim bisnis di dalam negeri yang tidak kondusif," tegas Abdul dikutip dari detikcom, Kamis (3/10/2019).
Abdul menegaskan pertumbuhan industri nasional saat ini masih positif. Ia bilang kontribusi Pepsi dalam industri minuman dalam negeri tak sebesar kompetitor.
"Share Pepsi untuk jenis minuman NARTD (Non Alkoholic Ready to Drink) tidak sebesar kompetitornya untuk produk sejenis. Secara makro Nasional tidak terlalu besar dampaknya. Data yang ada saat ini, secara keseluruhan pertumbuhan industri minuman masih positif," kata Abdul.
Ia membeberkan, sektor industri minuman pada semester I-2019 menunjukkan pertumbuhan PDB sebesar 22,74% di mana berkontribusi sebesar 2,01% terhadap PDB industri pengolahan non migas, dengan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 68,72 juta.
Saat ini memang ada penurunan penjualan minuman NARTD di pasar tradisional, tapi penjualan minuman NARTD di pasar modern tetap meningkat.
"Khusus untuk pertumbuhan NARTD di Indonesia memang menurun tidak terlalu besar (per Agustus 2019 sebesar -0.7%) dikarenakan penurunan penjualan di pasar tradisional. Sedangkan, untuk retail dan pasar modern justru mengalami peningkatan," terangnya.
Abdul mengatakan pemerintah akan tetap memfasilitasi masalah-masalah yang timbul seperti pada Pepsi. Agar dapat dicarikan jalan keluarnya, dan diharapkan merek tersebut dapat kembali ke pasar Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Pepsi Hengkang dari RI, Coca Cola Justru Ekspansi Pabrik
Most Popular