
McDonalds, Coca Cola hingga Pepsi Setop Bisnis di Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - McDonald's akan menangguhkan bisnis di 850 lokasi di Rusia. Jaringan gerai makanan siap saji asal Amerika Serikat (AS) tersebut mengambil keputusan tersebut dua minggu setelah Kremlin menyerang Ukraina.
CEO Chris Kempczinski menulis dalam sebuah surat kepada pemegang waralaba dan karyawan bahwa McDonald's akan menghentikan semua operasi di Rusia. Namun, ia akan terus membayar 62.000 karyawannya di Rusia, dan Ronald McDonald House Charities akan terus beroperasi.
"Dalam tiga puluh tahun lebih McDonald's beroperasi di Rusia, kami telah menjadi bagian penting dari 850 komunitas tempat kami beroperasi," tulis Kempczinski dalam suratnya, Selasa (8/3/2022), dikutip dari CNBC International.
"Pada saat yang sama, nilai-nilai kami berarti kami tidak dapat mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina."
Dalam beberapa hari terakhir, McDonald's menuai kritik karena tetap diam tentang perang, mengingat jejak Rusia yang relatif besar. Restoran McDonald's di Rusia dan Ukraina menyumbang 2% dari penjualan di seluruh sistem, sekitar 9% dari pendapatannya dan 3% dari pendapatan operasionalnya.
McDonald's juga telah lama memainkan peran simbolis di Rusia. Rantai membuka lokasi pertamanya di Uni Soviet 32 tahun lalu di Moskow, beberapa bulan sebelum negara itu runtuh.
Sekitar 84% lokasi McDonald's Rusia dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisanya dioperasikan oleh pemegang waralaba. Memiliki lebih banyak restoran menghasilkan pendapatan yang lebih besar bagi perusahaan, tetapi membuka risiko yang lebih besar pada saat terjadinya gejolak atau penurunan ekonomi.
Kempczinski mengatakan tidak mungkin untuk memprediksi kapan McDonald's akan dapat membuka kembali restoran di Rusia. Perusahaan sedang mengalami gangguan rantai pasokan dan tantangan operasional lainnya.
Dia juga mengatakan McDonald's membayar gaji penuh untuk karyawan Ukraina dan telah menyumbangkan US$ 5 juta untuk dana bantuan karyawannya. Perusahaan juga memantau situasi kemanusiaan.
Pengumuman McDonald sendiri datang setelah Yum Brands mengatakan akan menangguhkan pengembangan restoran dan investasi di Rusia. Pemilik KFC itu memiliki lebih dari 1.000 restoran di Rusia yang menyumbang sekitar 2% dari penjualan seluruh sistemnya.
PepsiCo, Starbucks dan Coca Cola juga mengumumkan langkah mundur serupa dari Rusia. Namun Starbucks belum menghentikan operasinya di Rusia, di mana semua kafenya dijalankan oleh pemegang waralaba.
Rantai kopi ini sendiri memiliki sekitar 130 lokasi di seluruh Ukraina dan Rusia. Namun, CEO Kevin Johnson mengutuk serangan Rusia di Ukraina dan berjanji untuk menyumbangkan royalti dari bisnis Rusia untuk tujuan kemanusiaan di Ukraina.
(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Coca-Cola Hingga Starbucks Hentikan Bisnis di Rusia
