Joss! Meski Dikepung Sentimen Negatif, Harga SUN Tetap Strong

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 October 2019 13:04
Harga obligasi rupiah pemerintah menguat di sesi awal perdagangan sejak pagi, Kamis (3/10/2019).
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat di sesi awal perdagangan sejak pagi, Kamis (3/10/2019) di tengah ramainya sentimen negatif di pasar keuangan global dan domestik.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. 

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 2,3 basis poin (bps) menjadi 7,7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Sentimen negatif hari ini adalah data tenaga kerja AS yang buruk sehingga memicu kekhawatiran terhadap potensi resesi yang meningkat yang ditambah kecemasan pelaku pasar terhadap ketegangan Korea Utara-AS yang dipicu peluncuran peluru kendali (rudal) balasan oleh Negeri Paman Sam.

Yield Obligasi Negara Acuan 3 Okt'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 2 Okt'19 (%)

Yield 3 Okt'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 2 Okt'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.69

6.673

-1.70

6.6614

FR0078

10 tahun

7.275

7.267

-0.80

7.252

FR0068

15 tahun

7.726

7.703

-2.30

7.678

FR0079

20 tahun

7.852

7.845

-0.70

7.8198

Sumber: Refinitiv

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.029,63 triliun SBN, atau 38,64% dari total beredar Rp 2.664 triliun berdasarkan data per 1 Oktober.

Nilai kepemilikan tersebut kembali mencetak rekor tertinggi baru yang sudah dibukukan sepanjang masa, melampaui catatan-catatan rekor sebelumnya yang tercipta sepanjang pekan lalu.

Angka kepemilikan tersebut menunjukkan nilai investasi asing masih positif Rp 136,38 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 1,61 triliun, sedangkan sejak kemarin sebagai akhir September sudah surplus Rp 240 miliar.   

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(irv/tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular