
Dua Bulan Tertekan, Harga Minyak Mulai Rebound
Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
03 October 2019 10:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia rebound setelah dua bulan tertekan. Harapan adanya resolusi perang dagang AS-China tampaknya mengaburkan data ekonomi AS yang tidak sesuai harapan.
Harga minyak mentah jenis brent pagi ini pukul 09.45 WIB menyentuh level US$ 57,77/bbl atau naik 0,14% dibandingkan dengan periode perdagangan kemarin. Hal serupa juga terjadi pada minyak mentah acuan Negeri Paman Sam, WTI/light sweet yang terangkat lebih tinggi ke level US$ 52,86/bbl atau naik 0,42%.
Beberapa sentimen memang memberatkan harga minyak akhir-akhir ini. Data PMI manufaktur AS yang terkontraksi ke level 47,8 versi Institute for Supply Management (ISM) dari level 49,1 di bulan sebelumnya.
ADP melihat penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam pada September adalah 135.000. Turun dibandingkan posisi Agustus yang sebanyak 157.000 dan berada di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 140.000.
Harga minyak juga tertekan akibat stok minyak AS yang naik hingga 3,1 juta barel pekan lalu menurut informasi dari Energy Information Administration (EIA). Kenaikan stok minyak mentah AS jauh diluar perkiraan analis yang memprediksi kenaikan stok hanya mencapai 1,6 juta barel.
Namun, walaupun dihimpit sentimen negatif kanan-kiri atas-bawah, menguatnya harga minyak pagi ini ditengarai oleh semakin dekatnya negosiasi dagang AS-China. Memang hasil perundingan dagang kedua negara di Washington 10-11 Oktober nanti masih belum dapat diprediksi. Namun investor masih berharap bahwa negosiasi berjalan dengan mulus, seiring dengan pernyataan China yang akan mengambil langkah tenang dan rasional.
Selain itu, harga minyak yang terlampau murah dalam 2 bulan terakhir merupakan momen yang tepat untuk membeli minyak. Sehingga momentum ini dapat meningkatkan permintaan dan harga si emas hitam.
(TIM RISET CNBCÂ INDONESIA)
(twg/hps) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?
Harga minyak mentah jenis brent pagi ini pukul 09.45 WIB menyentuh level US$ 57,77/bbl atau naik 0,14% dibandingkan dengan periode perdagangan kemarin. Hal serupa juga terjadi pada minyak mentah acuan Negeri Paman Sam, WTI/light sweet yang terangkat lebih tinggi ke level US$ 52,86/bbl atau naik 0,42%.
ADP melihat penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam pada September adalah 135.000. Turun dibandingkan posisi Agustus yang sebanyak 157.000 dan berada di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 140.000.
Harga minyak juga tertekan akibat stok minyak AS yang naik hingga 3,1 juta barel pekan lalu menurut informasi dari Energy Information Administration (EIA). Kenaikan stok minyak mentah AS jauh diluar perkiraan analis yang memprediksi kenaikan stok hanya mencapai 1,6 juta barel.
Namun, walaupun dihimpit sentimen negatif kanan-kiri atas-bawah, menguatnya harga minyak pagi ini ditengarai oleh semakin dekatnya negosiasi dagang AS-China. Memang hasil perundingan dagang kedua negara di Washington 10-11 Oktober nanti masih belum dapat diprediksi. Namun investor masih berharap bahwa negosiasi berjalan dengan mulus, seiring dengan pernyataan China yang akan mengambil langkah tenang dan rasional.
Selain itu, harga minyak yang terlampau murah dalam 2 bulan terakhir merupakan momen yang tepat untuk membeli minyak. Sehingga momentum ini dapat meningkatkan permintaan dan harga si emas hitam.
(TIM RISET CNBCÂ INDONESIA)
(twg/hps) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?
Most Popular