
September Kelabu bagi Emas, Oktober Bagaimana?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 October 2019 07:42

Jika sejak 2011 emas hampir selalu melemah di bulan September, ternyata di bulan Oktober tidak jauh berbeda. Pada periode 2011-2018, emas melemah di bulan Oktober sebanyak lima kali, dan menguat sebanyak tiga kali.
Arah pergerakan emas di bulan Oktober akan ditentukan hasil perundingan dagang AS-China. Hingga saat ini harapan akan adanya damai dagang sedang tinggi-tingginya yang membuat harga emas terus tertekan.
Namun tetap saja kemungkinan perundingan tersebut tanpa hasil masih tetap terbuka. Berkaca dari sejarah sebelumnya, setiap kali kedua negara ini bernegosiasi, justru berakhir dengan eskalasi perang dagang, kedua negara saling balas menaikkan tarif impor.
Jika hal tersebut terjadi emas akan kembali memunculkan sinarnya. Sementara jika pada akhirnya ada deal dari kedua raksasa ekonomi dunia ini, selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar akan meningkat dan emas akan semakin ditinggalkan.
Selain itu, pengumuman suku bunga The Fed di penghujung Oktober juga akan mempengaruhi harga emas. Berdasarkan data piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 59,9% bahwa suku bunga masih akan dijaga di 1,75-2%. Sisanya, memprediksi suku bunga akan dipangkas 25 basis poin menjadi 1,5-1,75%.
Satu lagi yang tidak bisa dikesampingkan yakni deadline keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan Brexit pada 31 Oktober. Kemungkinan terjadinya Brexit tanpa kesepakatan apapun (no-deal Brexit) saat ini memang tidak terlalu besar, tetapi tetap tidak bisa diabaikan.
Jika sampai terjadi no-deal Brexit, pasar finansial bisa mengalami shock dan emas yang menyandang status safe haven tentunya akan menguat kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Setelah anjlok 10,37% pada September 2011, emas mampu bangkit dan menguat 5,54% di bulan Oktober 2011. Tetapi setelahnya logam mulia ini melemah tiga kali berturut-turut di bulan Oktober. Selain 2011, emas juga mencatat penguatan di bulan Oktober tahun 2015 dan 2018.
Arah pergerakan emas di bulan Oktober akan ditentukan hasil perundingan dagang AS-China. Hingga saat ini harapan akan adanya damai dagang sedang tinggi-tingginya yang membuat harga emas terus tertekan.
Namun tetap saja kemungkinan perundingan tersebut tanpa hasil masih tetap terbuka. Berkaca dari sejarah sebelumnya, setiap kali kedua negara ini bernegosiasi, justru berakhir dengan eskalasi perang dagang, kedua negara saling balas menaikkan tarif impor.
Jika hal tersebut terjadi emas akan kembali memunculkan sinarnya. Sementara jika pada akhirnya ada deal dari kedua raksasa ekonomi dunia ini, selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar akan meningkat dan emas akan semakin ditinggalkan.
Selain itu, pengumuman suku bunga The Fed di penghujung Oktober juga akan mempengaruhi harga emas. Berdasarkan data piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 59,9% bahwa suku bunga masih akan dijaga di 1,75-2%. Sisanya, memprediksi suku bunga akan dipangkas 25 basis poin menjadi 1,5-1,75%.
Satu lagi yang tidak bisa dikesampingkan yakni deadline keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan Brexit pada 31 Oktober. Kemungkinan terjadinya Brexit tanpa kesepakatan apapun (no-deal Brexit) saat ini memang tidak terlalu besar, tetapi tetap tidak bisa diabaikan.
Jika sampai terjadi no-deal Brexit, pasar finansial bisa mengalami shock dan emas yang menyandang status safe haven tentunya akan menguat kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular