Pertanyaan Klasik: Apakah Deflasi Tanda Penurunan Daya Beli?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 October 2019 12:13
Inflasi Inti Masih Terakselerasi
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Kembali ke pertanyaan awal, apakah Indonesia mengalami masalah daya beli? Jawabannya sama, nanti dulu...

Biasanya kalau mau bicara soal inflasi dan daya beli tengok lah inflasi inti. Komponen ini mengeluarkan segala kelompok pengeluaran yang harganya bergerak volatil, fluktuatif, liar. Jadi komponen inti mencerminkan pengeluaran barang dan jasa yang persisten, susah naik-turun, ajeg, stabil.

Pada September, inflasi inti berada di 3,32% YoY. Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yaitu 3,3%. Inflasi inti terus berada di kisaran 3% sejak November tahun lalu.



Jadi kalau harga barang dan jasa yang tergolong stabil dan bebas noise saja bisa naik, maka artinya konsumen masih rela membayar lebih tinggi. Jika inflasi inti masih terakselerasi, maka pertanyaan soal daya beli menjadi kurang relevan.

Inflasi bulanan boleh minus, tetapi kalau bicara bulanan (apalagi inflasi umum) banyak gangguan alias noise dan faktor musiman di sana. Tidak mencerminkan tren.

Deflasi September sebaiknya disyukuri saja karena membuktikan harga barang dan jasa turun dibandingkan Agustus. Kalau perdebatannya sampai melebar ke penurunan daya beli, sepertinya agak terlalu jauh...

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular