
Laba Intiland Amblas 93%, Sahamnya Langsung Ambruk 4%

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) yang amblas hingga 93% pada semester I-2019 membuat membuat investor asing keluar dari saham ini sehingga saham DILD langsung terperosok hingga 4,29% di level Rp 402/saham pada perdagangan jelang penutupan sesi II, Senin ini (23/9/2019).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saat ditutup saham DILD yang minus 4,29% kemudian berkurang penurunannya menjadi 3,81% di level Rp 404/saham.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 3,45 miliar di saham DILD dengan volume perdagangan 8,38 juta saham.
Hari ini asing keluar Rp 123,41 juta, kendati secara year to date atau tahun berjalan, investor asing masih membukukan beli bersih Rp 214,80 miliar di semua pasar. Penurunan harga saham yang signifikan hari ini juga ditopang aksi jual yang dilakukan investor domestik.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI pada Senin ini, pendapatan Intiland turun 25% menjadi Rp 1,35 triliun dari Juni 2018 yakni sebesar Rp 1,81 triliun.
Beban pokok penjualan sebetulnya sudah turun menjadi Rp 862,63 miliar dari sebelumnya masih tinggi yakni Rp 1,29 triliun, tapi beban umum dan administrasi masih naik. Belum lagi ada kerugian kurs Rp 781,36 juta, dari sebelumnya untung kurs Rp 319 juta.
Lalu tekanan kinerja juga tampak dari adanya beban bunga yang tinggi mencapai Rp 145,28 miliar pada periode semester I-2019.
Dengan tekanan demikian, laba bersih DILD dengan terpaksa amblas hingga 93% di Rp 9,36 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 142,46 miliar.
Manajemen DILD dalam siaran pers penghargaan Propertiguru Indonesia Properti Awards 2019, mengatakan perseroan akan terus meningkatkan kinerja perusahaan ke depan.
"Kami akan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan, bukan hanya dari aspek keuangan semata, tetapi juga mampu memberikan dampak yang besar bagi seluruh pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, investor, konsumen, lingkungan, maupun masyarakat secara luas,"" ungkap Permadi Indra Yoga, Direktur Pengembangan Bisnis Intiland, dikutip CNBC Indonesia, Senin (23/9).
Dalam beberapa tahun terakhir, Intiland sukses meluncurkan beberapa pengembangan proyek baru di segmen residensial dan komersial.
Beberapa pengembangan baru tersebut antara lain kawasan perkantoran terpadu South Quarter di Jakarta Selatan, pengembangan mixed - use and high rise Fifty Seven Promenade yang berlokasi di jantung pusat bisnis Jakarta Jakarta, Praxis dan Spazio Tower, serta apartemen Regatta, Graha Golf, dan The Rosebay.
Saham properti lapis kedua jadi incaran
(tas/hps) Next Article Ada Wacana Pindah Ibu Kota, Intiland Fokus Ekspansi di Jawa