RI Rawan Resesi atau Tidak? Ini Jawaban Tegas BI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 September 2019 14:58
Resesi ekonomi menjadi topik hangat yang menjadi pembicaraan akhir-akhir ini. Apakah Indonesia juga terancam dihantam resesi?
Dewan Gubernur Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Cantika Adinda Putri)
Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi ekonomi menjadi topik hangat yang menjadi pembicaraan akhir-akhir ini. Apakah Indonesia juga terancam dihantam resesi?

Di antara negara-negara G20, Turki menjadi yang pertama mengalami resesi. Pada kuartal II-2019, ekonomi Negeri Kebab terkontraksi alias minus 1,5% year-on-year (YoY). Kuartal sebelumnya, ekonomi Turki terkontraksi 2,4% YoY.

Resesi adalah kontraksi ekonomi dua kuartal beruntun secara YoY dalam tahun yang sama. Turki sudah memenuhi definisi tersebut.

Bagaimana nasib Indonesia sebagai sesama negara G20? Apakah ada risiko bernasib sama seperti Turki?


"Resesi itu kalau pertumbuhan ekonomi mengalami negative growth dua triwulan berturut-turut. Kalau (Indonesia) tumbuh 5,3% itu belum termasuk dalam definisi resesi. Jelas ya?" tegas Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Untuk 2019, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di batas tengah-bawah kisaran 5-5,4%. "Atau di bawah 5,2%, masih di sekitar 5,1%. Kalau sekarang 5,05%, akhir tahun 5,1%, dan tahun depan 5,2%, itu resesi atau tidak?," tutur Perry.

Bahkan, lanjut Perry, Amerika Serikat (AS) pun sepertinya masih jauh dari jurang resesi. Ekonomi Negeri Paman Sam mungkin melambat tetapi belum masuk zona kontraksi.

"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS tahun ini 2,3%, tahun depan sekitar 2%. Tahun depan bisa turun sampai 1,8%. Namun apakah itu resesi? Nggak termasuk resesi," jelasnya. 


(aji/aji) Next Article Jepang, Inggris, Indonesia, dan Resesi Ekonomi Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular