Jelang Pengumuman Hasil Rapat The Fed, IHSG Hijau Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 September 2019 10:36
Jelang Pengumuman Hasil Rapat The Fed, IHSG Hijau Lagi
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Rabu (18/9/2019) dengan kenaikan tipis sebesar 0,03% ke level 6.238,71.

Pada pukul 09:30 WIB, indeks saham acuan di Indonesia tersebut sudah memperlebar penguatannya menjadi 0,14% ke level 6.245,67. Pada pukul 10.26 WIB, IHSG naik 0,37% dengan 181 saham menguat, 1634 saham turun, dan 131 saham stagnan sebagaimana terungkap di data Bursa Efek Indonesia.

Jika penguatan IHSG bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menandai apresiasi selama 2 hari beruntun. Pada perdagangan kemarin (17/9/2019), IHSG mengakhiri hari dengan apresiasi sebesar 0,28%.


Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei naik tipis 0,05%, indeks Shanghai menguat 0,34%, indeks Hang Seng naik 0,18%, dan indeks Kospi bertambah 0,33%.

Optimisme yang membuncah bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.

Pada hari ini, kedua negara diketahui akan menggelar perbincangan di tingkat wakil menteri guna mempersiapkan negosiasi dagang tatap muka tingkat tinggi pada awal bulan depan.

Diketahui, kunjungan delegasi China ke AS pada hari ini akan dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China.

Melansir Global Times selaku media yang dikontrol oleh Partai Komunis China, ditunjuknya Liao Min untuk memimpin delegasi China dipandang oleh para analis dapat membawa angin segar bagi hubungan dagang AS-China.


Untuk diketahui, delegasi China dalam perbincangan guna mempersiapkan negosiasi tingkat tinggi dengan AS sebelumnya dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen.

Optimisme bahwa AS dan China akan segera bisa meneken kesepakatan dagang bahkan disuarakan sendiri oleh Presiden AS Donald Trump.

Kemarin waktu setempat, Trump mengatakan di hadapan reporter bahwa China telah membeli produk-produk pertanian asal AS dalam jumlah yang besar, sebelum kemudian mengungkapkan bahwa kesepakatan dagang dengan China bisa diteken sebelum gelaran pemilihan presiden (Pilpres) di AS pada tahun 2020 atau sehari setelahnya.

Sebagai informasi, dalam beberapa waktu terakhir tensi perang dagang antar kedua negara memang sudah mengendur.

Menjelang akhir pekan kemarin, Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa produk-produk agrikultur asal AS seperti kedelai dan daging babi akan dimasukkan ke dalam daftar produk yang diberikan pembebasan atas bea masuk tambahan, dilansir dari CNBC International.

Pengumuman tersebut melengkapi pengumuman pada hari Rabu (11/9/2019) kala Kementerian Keuangan China mengumumkan daftar produk impor asal AS yang akan dibebaskan dari pengenaan bea masuk baru.

Melansir CNBC International, ada sebanyak 16 jenis produk impor yang diberikan pembebasan oleh China, termasuk pakan ternak, obat untuk kanker, dan pelumas. Pembebasan ini akan mulai berlaku pada tanggal 17 September hingga September 2020.

Pembebasan produk agrikultur asal AS dari bea masuk tambahan diumumkan pasca Trump mengumumkan melalui media sosial Twitter bahwa kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China yang sebelumnya dijadwalkan akan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober, diundur menjadi tanggal 15 Oktober.

Untuk diketahui, bea masuk yang diundur tersebut merupakan bea masuk yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 250 miliar. Pemerintahan Presiden Trump akan menaikkan bea masuk bagi produk senilai US$ 250 miliar tersebut menjadi 30%, dari yang sebelumnya 25%.

Trump mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan permintaan dari Wakil Perdana Menteri China Liu He, beserta dengan fakta bahwa tanggal 1 Oktober merupakan peringatan ke 70 tahun dari lahirnya Republik Rakyat China.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> The Fed Diproyeksikan Pangkas Bunga Lagi

Lebih lanjut, aksi beli dilakukan di bursa saham Asia seiring dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan.

Kemarin waktu setempat, The Fed resmi menggelar pertemuan selama dua hari dan hasilnya akan diumumkan pada Kamis (19/9/2019) dini hari waktu Indonesia.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 17 September 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan kali ini berada di level 54,2%.

Jelang Pengumuman Hasil Pertemuan The Fed, IHSG Hijau LagiFoto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)

Sekedar mengingatkan, pada bulan Juli The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps, menandai pemangkasan tingkat suku bunga acuan pertama sejak tahun 2008 silam.

Diharapkan, pemangkasan tingkat suku bunga acuan lebih lanjut oleh The Fed akan mampu menghindarkan perekonomian AS dari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Untuk diketahui, pada tahun 2018 International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian AS tumbuh sebesar 2,857%, menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2015. 

Pada tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS melambat menjadi 2,6%. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan kembali merosot menjadi 1,9% saja.

Kala tingkat suku bunga acuan dipangkas lebih lanjut, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular