Memburuk! Laba PTBA Semester I Anjlok 24%

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
16 September 2019 11:12
Jika ditelusuri lebih rinci, terkikisnya laba bersih PTBA disebabkan tingginya beban produksi, penurunan pada laba atas entitas ventura bersama.
Foto: Doc.PTBA
Jakarta, CNBC Indonesia - Total keuntungan yang dibukukan oleh produsen batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), turun hingga dua digit pada paruh pertama tahun ini.

Melansir laporan keuangan perusahaan yang telah mendapat penelaahan terbatas (limited review), tercatat laba bersih PTBA pada semester pertama 2019 anjlok 24,42% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 2,01 triliun dari sebelumnya Rp 2,66 triliun di semester I-2018.

Jika ditelusuri lebih rinci, terkikisnya laba bersih PTBA disebabkan tingginya beban produksi, penurunan pada laba atas entitas ventura bersama. Terlebih lagi, total pendapatan perusahaan juga stagnan dengan hanya mencatatkan pertumbuhan sekitar 1%.


Hingga akhir Juni 2019, total pemasukan yang dibukukan produsen batu bara pelat merah tersebut naik tipis 1,17% YoY menjadi Rp 10,61 triliun, dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 10,49 triliun.

Besar kemungkinan, penyebab pendapatan perusahaan stagnan karena penurunan harga batu bara dunia.



Dari grafik di atas terlihat bahwa pada paruh pertama 2019, harga batu bara berjangka di bursa ICE Newcastle anjlok 31,95%. Sedangkan sepanjang tahun berjalan (hingga 13 September 2019), harga batu bara jatuh lebih dalam lagi dengan membukukan koreksi hingga 35,62%.

Lebih lanjut, kinerja keuangan PTBA semakin tertekan, kala perusahaan tidak mampu menekan biaya produksi, seperti biaya penambangan dan pengangkutan. Total beban pokok pendapatan perusahaan naik 13,27% YoY dari Rp 6,14 triliun menjadi Rp 6,96 triliun.

Kenaikan pos beban utama tersebut sudah mampu mengakibatkan laba kotor PTBA turun 15,92% secara tahunan menjadi Rp 3,66 triliun dari sebelumnya Rp 4,35 triliun.

Selain itu, kontribusi keuntungan dari 3 entitas ventura bersama perusahaan juga menurun 46,28% YoY menjadi hanya Rp 56,8 miliar. Padahal pada paruh pertama tahun lalu total keuntungan yang didapat mencapai Rp 105,74 miliar.

Dengan performa keuangan tersebut, di mana pendapatan stabil, beban naik dan berujung pada penurunan pendapatan, wajar saja jika tingkat pengembalian atau marjin bersih PTBA turun.

Marjin bersih perusahaan per akhir Juni 2019 tercatat hanya senilai 18,92%, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 25,33%.

Meskipun demikian, pelaku pasar terlihat masih terus mengkoleksi saham produsen batu bara satu ini. Pada pukul 10:48 WIB, harga saham PTBA menguat 1,95% ke level RP 2.610/unit dengan total nilai transaksi mencapai Rp 22,67 miliar.
(dwa/hps) Next Article Sahamnya Sempat 'Dihukum' Pasar, Begini Penjelasan Resmi PTBA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular