Tembus 12,79 Juta, Produksi Batu Bara PTBA Naik 14,11%

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
27 August 2019 16:23
PT Bukit Asam Tbk mencatat kenaikan produksi batu bara sebesar 14,11% menjadi 12,79 juta metrik ton batu bara pada enam bulan pertama tahun ini.
Foto: PTBA/Bukitasam.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia- Emiten pertambangan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kenaikan produksi batu bara sebesar 14,11% menjadi 12,79 juta metrik ton batu bara pada enam bulan pertama tahun ini. Perolehan ini meningkat 14,11% dari periode semester pertama tahun lalu.

Sepanjang tahun ini, emiten dengan kode saham PTBA ini membidik target produksi batu bara 27,26 juta ton, naik 3% dari realisasi tahun lalu.

Sementara itu, volume penjualan hingga semester I-2019 mencapai 13,40 juta ton meningkat 9,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.


Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Suherman mengungkapkan, pada tahun ini, perseroan menargetkan, penjualan batu bara pada tahun ini mencapai 28,38 juta ton.

"Kapasitas angkutan di semester pertama 11,71 juta ton, naik 5,47% dari tahun sebelumnya 11,1 juta," kata Suherman dalam gelaran Public Expose Live di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Suherman menjelaskan, pihaknya belum melaporkan kinerja keuangan hingga semester pertama karena masih dalam proes audit oleh akuntan publik."Rilis kinerja kuartal II-2019 akan disampaikan akhir bulan ini," jelasnya.

Namun, jika melihat kinerja keuangan perseroan pada triwulan pertama masih cukup tertekan terimbas dari penurunan harga jual rata-rata batu bara dari Rp 887.883 per ton menjadi Rp 772.044 per ton atau terkoreksi 13%.

Hal ini disebabkan oleh melemahnya harga batu bara Newcastle sebesar 7%. Selain itu, penurunan harga batu bara juga terdampak dari implementasi kebijakan DMO batu bara pada 12 Maret 2019.


Hingga triwulan pertama, laba bersih PTBA tercatat anjlok 21% menjadi Rp 1,14 triliun. Pendapatan Bukit Asam juga tercatat mengalami penurunan 7,1% menjadi Rp 5,34 triliun.

Menyiasati hal tersebut, Bukit Asam akan menerapkan strategi secara selective mining, mengoptimalkan produksi batu bara dengan stripping ratio yang rendah serta jarak angkut yang dekat. "Dengan demikian cost dapat ditekan, akhirnya laba dijaga di kisaran yang kita rencanakan," pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob) Next Article Semester I Produksi 42 Juta Ton, BUMI Yakin Capai Target 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular