Sahamnya Sempat 'Dihukum' Pasar, Begini Penjelasan Resmi PTBA

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
20 October 2022 14:40
PTBA
Foto: Dok PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - Riuh rencana pengalihan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN ke PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membuat manajemen emiten pelat merah ini angkat bicara. Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C memastikan, akuisisi tak akan mengganggu kondisi kas perusahaan.

Ia menjelaskan, rencananya pengambilalihan PLTU pelabuhan ratu akan menggunakan skema energy transition mechanism (ETM) yang disusun oleh Kementerian Keuangan. Skema ini merupakan pembiayaan campuran (blended finance) yang melibatkan para investor.

"Dengan skema pembiayaan ini, diharapkan bakal diperoleh pendanaan dengan bunga yang lebih murah," terang Apollonius kepada CNBC Indonesia, Kamis (20/10/2022).

Sehingga, cadangan kas atawa cash reserve PTBA akan tetap terjaga dengan baik. Cuma memang, soal dividen itu merupakan kewenangan pemegang saham. Besar atau kecilnya dividen bakal diputuskan melalui rapat umum pemegang saham.

Ia menambahkan, PTBA senantiasa mempertimbangkan berbagai aspek. Kesepakatan yang ditandatangani PTBA dengan PLN juga adalah principal framework agreement.

Sehingga, akan masih ada proses pembahasan lebih lanjut. "Kesepakatan ini membuka ruang untuk mencapai kesepakatan terbaik yang memberi nilai maksimal bagi kedua belah pihak," tegas Apollonius.

Dihukum Pasar

Seperti diketahui, rencana pengalihan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kurang disukai pasar. Hal ini ditandai oleh anjloknya saham PTBA dua hari beruntun, bahkan sempat menyentuh autoreject bawah (ARB).

Rupanya, isu berkurangnya dividen imbas akuisisi tersebut yang menjadi perhatian pasar. Dalam sejumlah komunitas investor ritel memandang, besarnya nilai akuisisi bakal membuat kas PTBA menipis.

Sehingga, dividen yang bakal dibagikan tahun depan bakal berkurang. Padahal, PTBA selama ini rajin membagikan dividen tinggi.

Hal senada diungkapkan oleh analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan. Berdasarkan perhitungan kasarnya, PTBA perlu mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 7 triliun untuk akuisisi itu.

Nilai tersebut mendekati estimasi neraca kas PTBA yang menurut hasan sekitar Rp 10 triliun tahun depan. "Artinya, kas PTBA bakal berkurang hingga ke level yang rendah, yang mana ini mengindikasikan PTBA bakal menebar dividen jauh lebih rendah dari ekspektasi konsensus dan perkiraan kami," tulisnya dalam riset, Kamis (20/10/2022).

Hari ini, saham PTBA berbalik arah. Hingga penutupan sesi pertama siang ini, saham PTBA naik 130 poin atau setara 3,49% ke level Rp 3.850 per saham.

Saham PTBA sempat anjlok 2 hari beruntun. Kemarin lusa bahkan harga saham PTBA ditutup anjlok 6,82% atau terkena Auto Reject Bawah (ARB).

Akibat penurunan tersebut, nilai kapitalisasi pasar PTBA turun menjadi Rp 43,66 triliun.

Penurunan harga saham PTBA terjadi pasca kabar rencana pengambilalihan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengumuman! Laba PTBA Lompat 58% Jadi Rp12 T di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular