
Giant Mau Tutup Gerai Lagi, Sektor Ritel Kian Goyang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten peritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) kembali dikabarkan akan menutup gerai supermarketnya di Poins Square, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sebelumnya pada Juli lalu, Giant juga menutup sebanyak enak gerainya seiring dengan langkah efisiensi.
Menanggapi kabar ini, analis PT MNC Sekuritas Victoria Venny menilai tahun ini industri ritel memang tengah mengalami kondisi yang menantang. Kondisi ini melemahkan kinerja emiten-emiten dari sektor ini.
"Secara sektoral, industri ritel tahun ini memang menghadapi kondisi yang menantang. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja emiten-emiten ritel yang sedikit tertekan di semester I. Contohnya pendapatan beberapa emiten ini menurun, misalnya RALS -0,21% [Ramayana], MPPA -21,01% [Matahari Putra Prima] dan HERO -2,53%," kata Victoria kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/9/2019).
Dia juga menyebutkan bahwa rencana penutupan gerai ini terjadi seiring dengan mulai berkurangnya tingkat kunjungan konsumen ke supermarket dan cenderung memilih untuk berbelanja di minimarket yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal konsumen.
Tak hanya kondisi industri yang menantang di tengah gempuran e-commerce, sektor ini juga hanya mampu membukukan margin usaha yang tipis.
Sebab itu, Victoria menilai salah satu cara yang bisa dilakukan oleh sektor ini untuk mempertahankan kinerja adalah dengan melakukan diversifikasi usaha atau memperbesar volume penjualan.
"Emiten yang bergerak di sektor ritel memiliki margin yang relatif tipis, sehingga mereka harus mampu untuk melakukan efisiensi atau perbesar volume penjualan," kata Victoria.
Dengan diferensiasi dan diversifikasi, akan membantu perusahaan meningkatkan margin yang tipis tersebut.
Sebagai perbandingan, sampai akhir Juni 2019, total pendapatan HERO melemah 2,53% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 6,67 triliun dari sebelumnya Rp 6,85 triliun di semester I-2018. Kinerja bottom line (laba bersih) perusahaan bahkan lebih parah, karena laba bersih anjlok 76,97% YoY menjadi Rp 7,9 miliar dari Rp 34,3 miliar.
LANJUT KE HALAMAN 2: Rekomendasi Saham Peritel
