Sempat Menghijau, IHSG Volatil ke Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 September 2019 09:57
Sempat Menghijau, IHSG Volatil ke Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Jumat (13/9/2019) dengan apresiasi sebesar 0,43% ke level 6.369,42.

Data perdagangan pada pukul 09:30 WIB, menunjukkan, penguatan indeks saham acuan di Indonesia tersebut adalah sebesar 0,27% ke level 6.359,03. Namun pada pukul 09.56 WIB, IHSG melemah 0,04% di level 6.339,31.

Kinerja IHSG pada awal perdagangan senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang melaju di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei menguat 0,96%, indeks Shanghai naik 0,75%, indeks Hang Seng bertambah 0,26%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,21%. Sementara itu,perdagangan di bursa saham Korea Selatan diliburkan seiring dengan peringatan Chuseok Day.

Hubungan AS-China yang kian mesra di bidang perdagangan menjadi faktor utama yang memantik aksi beli di bursa saham Asia. Kemarin waktu setempat (12/9/2019), Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa AS dan China bisa meneken kesepakatan dagang interim, walau itu bukanlah sebuah opsi utama.


"Bayak orang membicarakannya, saya melihat banyak analis menyebut mengenai sebuah kesepakatan interim - yang artinya kita akan menyepakati beberapa hal saja, yang mudah dulu. Tidak ada yang mudah atau sulit, yang ada adalah ada kesepakatan atau tidak ada kesepakatan. Tetapi itu adalah sesuatu yang akan kita pertimbangkan, saya rasa," ujar Trump, seperti dikutip CNBC International.

Melansir CNBC International, delegasi kedua negara dijadwalkan bertemu pada pekan depan guna melanjutkan usaha untuk menyusun rancangan kesepakatan dagang.

Sinyal dari Trump bahwa AS-China bisa meneken kesepakatan dagang interim datang pasca dirinya mengumumkan melalui media sosial Twitter bahwa kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China yang sebelumnya dijadwalkan akan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober, diundur menjadi tanggal 15 Oktober.


Untuk diketahui, bea masuk yang diundur tersebut merupakan bea masuk yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 250 miliar. Pemerintahan Presiden Trump akan menaikkan bea masuk bagi produk senilai US$ 250 miliar tersebut menjadi 30%, dari yang sebelumnya 25%.

Trump mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan permintaan dari Wakil Perdana Menteri China Liu He, beserta dengan fakta bahwa tanggal 1 Oktober merupakan peringatan ke 70 tahun dari lahirnya Republik Rakyat China.

Ditopang Asa Damai Dagang AS-China, IHSG ke Zona HijauFoto: China 'Kepepet' Butuh Deal Dagang, Benarkah? (CNBC Indonesia TV)

Etikat baik dari AS ini melengkapi etikat baik yang sudah ditunjukkan oleh China. Pada hari Rabu (11/9/2019), Kementerian Keuangan China mengumumkan daftar produk impor asal AS yang akan dibebaskan dari pengenaan bea masuk baru.

Melansir CNBC International, ada sebanyak 16 jenis produk impor yang diberikan pembebasan oleh China, termasuk pakan ternak, obat untuk kanker, dan pelumas. Pembebasan ini akan mulai berlaku pada tanggal 17 September hingga September 2020.

Sebagai informasi, sejauh ini delegasi tingkat tinggi dari kedua negara masih dijadwalkan untuk menggelar negosiasi dagang secara tatap muka pada awal bulan depan. Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Saham Konsumer Bangkit dari Keterpurukan

Saham-saham konsumer yang kini bangkit dari keterpurukan menjadi motor penguatan IHSG pada sesi awal perdagangan terakhir di pekan ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks sektor barang konsumsi menguat sebesar 0,34%.

Untuk diketahui, dalam 3 hari perdagangan terakhir indeks sektor barang konsumsi selalu mencetak koreksi. Jika ditotal, koreksi dalam tiga hari perdagangan tersebut adalah sebesar 0,49%.

Saham-saham konsumer terus tertekan dalam beberapa hari terakhir seiring dengan rilis data penjualan barang-barang ritel yang mengecewakan.


Melansir Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (10/9/2019), penjualan barang-barang ritel periode Juli 2019 hanya tercatat tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Juli 2018) yang sebesar 2,9%.

Untuk bulan Agustus, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh 3,7% YoY, jauh di bawah pertumbuhan pada Agustus 2018 yang mencapai 6,1%.

Sebagai catatan, sudah sedari Mei 2019 pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.

Kini, seiring dengan kehadiran sentimen ekternal yang memadai (asa damai dagang AS-China), berikut juga koreksi yang sudah terjadi selama 3 hari beruntun, pelaku pasar mulai mengoleksi saham-saham konsumer.

Saham-saham konsumer yang diburu pelaku pasar pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+0,88%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+0,76%), PT Kimia Farma Tbk/KAEF (+0,67%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+0,35%). 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular