
Internasional
Soal Nuklir Memanas Lagi, Trump Pede Iran Ingin Bertemu AS
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 September 2019 08:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Kamis (12/9/19) waktu setempat, mengatakan yakin bahwa pemerintah Iran menginginkan pertemuan dengan negaranya.
Pernyataan itu menambah harapan bahwa Trump berusaha untuk mengatur pertemuan puncak dengan rekan Iran-nya di majelis PBB mendatang.
"Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Iran ingin bertemu," katanya kepada wartawan di Gedung Putih, mengutip AFP.
Trump telah berulang kali mengindikasikan bahwa ia siap untuk bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani, yang diperkirakan akan menghadiri Majelis Umum PBB di New York bulan ini.
Namun, sejauh ini Iran belum memberikan respons positif. Pada hari Rabu, Rouhani mengecam pemerintahan Trump, yang telah memberi tekanan pada Iran.
"Amerika harus memahami bahwa sikap suka berperang dan suka mengajak perang tidak menguntungkan mereka. Kedua sikap itu ... harus ditinggalkan," kata Rouhani.
Iran dan AS adalah musuh bebuyutan. Keduanya kembali terlibat perselisihan sejak Mei tahun lalu ketika Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan mulai menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Iran menanggapi dengan mengurangi komitmennya terhadap perjanjian itu. Kesepakatan nuklir 2015 diketahui mengurangi sanksi yang diberikan pada Iran sebagai imbalan karena negara itu membatasi program nuklirnya.
Namun, beberapa analis melihat adanya harapan bagi kedua negara untuk melakukan kompromi lebih lanjut setelah penasihat keamanan nasional garis keras Trump, John Bolton dipecat minggu ini.
(sef/sef) Next Article Iran Bersedia Sepakat Nuklir, Tapi Minta US$ 15 Miliar Dulu
Pernyataan itu menambah harapan bahwa Trump berusaha untuk mengatur pertemuan puncak dengan rekan Iran-nya di majelis PBB mendatang.
"Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Iran ingin bertemu," katanya kepada wartawan di Gedung Putih, mengutip AFP.
Trump telah berulang kali mengindikasikan bahwa ia siap untuk bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani, yang diperkirakan akan menghadiri Majelis Umum PBB di New York bulan ini.
Namun, sejauh ini Iran belum memberikan respons positif. Pada hari Rabu, Rouhani mengecam pemerintahan Trump, yang telah memberi tekanan pada Iran.
"Amerika harus memahami bahwa sikap suka berperang dan suka mengajak perang tidak menguntungkan mereka. Kedua sikap itu ... harus ditinggalkan," kata Rouhani.
Iran dan AS adalah musuh bebuyutan. Keduanya kembali terlibat perselisihan sejak Mei tahun lalu ketika Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan mulai menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Iran menanggapi dengan mengurangi komitmennya terhadap perjanjian itu. Kesepakatan nuklir 2015 diketahui mengurangi sanksi yang diberikan pada Iran sebagai imbalan karena negara itu membatasi program nuklirnya.
Namun, beberapa analis melihat adanya harapan bagi kedua negara untuk melakukan kompromi lebih lanjut setelah penasihat keamanan nasional garis keras Trump, John Bolton dipecat minggu ini.
(sef/sef) Next Article Iran Bersedia Sepakat Nuklir, Tapi Minta US$ 15 Miliar Dulu
Most Popular