IPO Anak Usaha BUMN Sepi Ajah, Kurang Laku?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 September 2019 16:57
IPO Anak Usaha BUMN Sepi Ajah, Kurang Laku?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis menilai belum banyaknya rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya lantaran kurang peminat di tengah belum kondusifnya pasar sehingga pemasarannya sulit.

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan permintaan pasar atas saham-saham anak usaha BUMN belakangan ini terbilang rendah. Sebab, performa saham ini setelah pencatatan perdana kurang kuat, alias kinerjanya negatif.

"BUMN belakangan ini lebih sulit memasarkannya karena performa beberapa saham yang IPO belakangan kurang kuat," kata Suria kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/9/2019).


Selain itu, ditambah lagi kondisi pasar saat ini yang masih tinggi volatilitasnya sehingga membuat daya serap pasar juga terbilang rendah.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga penutupan Jumat ini (6/9/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi indikator pasar modal Tanah Air masih belum mencetak return yang baik. IHSG hanya naik 1,85% sejak awal tahun.

Janson Nasrial, analis PT Royal Investium Sekuritas menambahkan perlambatan kondisi perekonomian global ikut berimbas pada ekonomi dalam negeri sehingga menjadi salah satu faktor penghambat aksi korporasi IPO, termasuk anak usaha BUMN.

Tak hanya perusahaan sekelas BUMN, perusahaan swasta juga banyak yang menunda investasi karena masih tingginya ketidakpastian yang disebabkan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Ya akibatnya banyak emiten BUMN maupun swasta menunda IPO dulu sampai ada kepastian dagang China dan AS," kata dia.

LANJUT HALAMAN 2: Sepinya IPO BUMN

Pemerintah juga terus mendorong agar perusahaan BUMN dan anak usahanya masuk bursa. "Yailayah tentu saja [akan didorong pendanaan dari pasar modal], kita akan turun terus supaya [masuk bursa]...apalagi BUMN," kata Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam satu kesempatan di Jakarta Convention Center, Jumat (23/8/2019).

Beberapa anak usaha BUMN memang tengah dalam proses IPO kendati ada juga yang menunda prosesnya tahun depan. Sejumlah anak usaha BUMN itu di antaranya PT Wika Realty, PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Wika Industri dan Konstruksi, dan PT Rumah Sakit Pelni.

Adapun dua anak usaha PT Adhi Karya Tbk yakni PT Adhi Commuter Properti (ACP) dan PT Adhi Persada Gedung (APG) akhirnya menunda IPO tahun depan.

Pencatatan saham perusahaan BUMN ini mulai dilakukan sejak 1991 dengan tercatatnya saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang saat itu bernama Semen Gresik.

Terakhir kali BUMN listing di antaranya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada 11 Februari 2011 dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) pada 28 Juni 2013. Setelah itu, praktis dalam beberapa tahun terakhir hanya anak-anak perusahaan BUMN yang aktif mencatatkan saham di bursa.

Tahun lalu, anak usaha BUMN yang listing ialah PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) pada 9 Juli 2018, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) pada 28 Mei 2018, anak usaha PT Pertamina (Persero).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular