
IPO Anak Usaha BUMN Sepi Ajah, Kurang Laku?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis menilai belum banyaknya rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya lantaran kurang peminat di tengah belum kondusifnya pasar sehingga pemasarannya sulit.
Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan permintaan pasar atas saham-saham anak usaha BUMN belakangan ini terbilang rendah. Sebab, performa saham ini setelah pencatatan perdana kurang kuat, alias kinerjanya negatif.
"BUMN belakangan ini lebih sulit memasarkannya karena performa beberapa saham yang IPO belakangan kurang kuat," kata Suria kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/9/2019).
Selain itu, ditambah lagi kondisi pasar saat ini yang masih tinggi volatilitasnya sehingga membuat daya serap pasar juga terbilang rendah.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga penutupan Jumat ini (6/9/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi indikator pasar modal Tanah Air masih belum mencetak return yang baik. IHSG hanya naik 1,85% sejak awal tahun.
Janson Nasrial, analis PT Royal Investium Sekuritas menambahkan perlambatan kondisi perekonomian global ikut berimbas pada ekonomi dalam negeri sehingga menjadi salah satu faktor penghambat aksi korporasi IPO, termasuk anak usaha BUMN.
Tak hanya perusahaan sekelas BUMN, perusahaan swasta juga banyak yang menunda investasi karena masih tingginya ketidakpastian yang disebabkan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Ya akibatnya banyak emiten BUMN maupun swasta menunda IPO dulu sampai ada kepastian dagang China dan AS," kata dia.
LANJUT HALAMAN 2: Sepinya IPO BUMN