Wahai Trader Forex, Poundsterling di Level Terlemah 34 Tahun!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 September 2019 14:53
Kisruh Politik dan Potensi No-Deal Brexit Penekan Utama Poundsterling
Foto: Poundsterling (REUTERS/Russell Boyce)
Kisruh politik di Inggris menjadi penyebab anjloknya poundsterling dalam dua hari terakhir. Pada pekan lalu Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson melakukan manuver politik untuk memuluskan langkahnya membawa Inggris keluar dari Uni Eropa dengan atau tanpa kesepakatan (no-deal). 

PM Johnson menetapkan Pidato Ratu Inggris (Queen's Speech) pada 14 Oktober, yang menjadi awal resmi parlemen Inggris kembali aktif. Ini berarti Parlemen Inggris punya waktu sekitar 2 minggu membahas proposal Brexit.

Dengan singkatnya waktu pembahasan tentunya akan memberikan kesulitan bagi Parlemen Inggris, jika hingga deadline 31 Oktober tidak ada Perjanjian Penarikan (Withdrawal Agreement) yang baru, maka secara otomatis no-deal Brexit akan terjadi.


Parlemen Inggris akan kembali dari masa reses hari ini, dan punya waktu kurang lebih sepekan sebelum kembali reses.

Pimpinan oposisi Partai Buruh, Jeremy Corbyn, mengatakan hal yang pertama dilakukan Selasa besok adalah mencoba membuat undang-undang mencegah keputusan Johnson menetapkan Queen's Speech pada 14 Oktober, di saat yang sama juga mengajukan mosi tidak percaya. 

PM Johnson kembali bermanuver dengan menyatakan akan mengadakan pemilu sela jika parlemen mencoba menjegal rencananya. Pemilu sela tentunya dimaksudkan untuk mengubah komposisi parlemen agar diisi lebih banyak pendukungnya. 

Apalagi masyarakat Inggris sepertinya "sudah lelah" dengan tarik ulur masalah Brexit sehingga PM Johnson dan Partai Konservatif pimpinannya kemungkinan akan memenangi pemilu dan menambah kursi mayoritas di parlemen yang didominasi oleh pendukungnya.


Kisruh politik serta potensi terjadinya no-deal Brexit menjadi beban utama bagi pondsterling. Jika no-deal Brexit benar terjadi, poundsterling akan mengalami tekanan hebat. Morgan Stanley memperkirakan poundsterling mencapai level paritas (GBP 1=US$ 1).

Bank investasi global ini mengatakan skenario kurs poundsterling mencapai US$ 1 sampai US$ 1,1 akan terjadi no-deal Brexit.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular