Ramai-ramai BUMN Bantu KRAS Lepas dari Jeratan Utang

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
29 August 2019 14:16
Ramai-ramai BUMN Bantu KRAS Lepas dari Jeratan Utang
Foto: cover topik/krakatau steel luar/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beramai-ramai membantu kesulitan keuangan yang dialami oleh PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Utang yang menumpuk hingga mencapai Rp 30 triliun membuat produsen baja terbesar di Indonesia ini sulit bergerak.

Apalagi sepanjang semester pertama 2019, pos pendapatan perusahaan anjlok 17,82% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 702,05 juta atau setara Rp 9,83 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Pada semester I-2018, KRAS mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,96 triliun.


Pada semester I-2019, beban pokok penjualan turun 10,06% YoY menjadi US$ 678,07 juta. Akan tetapi, proporsi pos beban ini terhadap total pendapatan justru naik, dari 88,25% menjadi 96,58%.

Untuk diketahui, jika proporsinya sama seperti tahun lalu, maka beban pokok penjualan seharusnya turun menjadi US$ 619,55 juta.

Kondisi yang sama juga dicatatkan oleh pos beban penjualan, dimana proporsinya terhadap pendapatan naik dari 1,76% menjadi 2%.

Lebih lanjut, berbeda dengan dua pos beban di atas, beban umum, beban keuangan, dan beban lainnya justru meningkat.

Wajar saja jika KRAS kembali membukukan rapor merah, dengan menorehkan kerugian mencapai US$ 134,95 juta atau setara Rp 1,89 triliun. Nilai tersebut membengkak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi US$ 16,01 juta atau setara Rp 224,17 miliar.

Kesulitan yang dialami oleh Krakatau Steel tersebut, membuat sejumlah BUMN berupaya membantu dengan membeli sejumlah aset milik perseroan.

LANJUT HALAMAN 2: Saling Bantu Demi KRAS PT PP Tbk (PTPP) merupakan BUMN pertama yang dikabarkan berniat membantu Krakatau Steel. Awal pekan ini PTPP dikabarkan Krakatau Steel yang menjalankan bisnis sistem pengelolaan air minum (SPAM). Targetnya perusahaan bisa menjadi pemegang saham mayoritas di anak usaha KRAS ini.

Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat mengatakan meski masih dalam tahap pembicaraan, namun perusahaan optimistis dapat menyelesaikan segera mendapatkan porsi paling atas PT Krakatau Tirta Industri (KTI) ini.

"Ya lagi ngomong-ngomong, yang jelas kan ada BUMN yang punya perusahaan air bersih yang cukup besar di Cilegon. Kita mau beli itu. Lagi bicara lho ya. Dia kan besar juga di perusahaan itu, lagi bicara karena belum ketemu persentase yang diambil berapa. Mudah-mudahan akhir bulan," kata Lukman di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan KTI ini cukup menarik lantaran memiliki pasar yang luas di wilayah Cilegon. Namun hingga saat ini kedua perusahaan masih tarik-tarikan mengenai kepemilikan di perusahaan ini.


Sementara itu, saat ini KRAS memang dalam tahap restrukturisasi perusahaan. Salah satu langkah yang dilakukan perusahaan adalah dengan optimalisasi aset-aset non core agar lebih berdaya guna.

Selain itu, mencari mitra bisnis strategis dan spin off atau pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center dan hanya melayani induk perusahaan menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center.

Namun, Agus menampik bahwa langkah akuisisi ini merupakan bagian dari sinergi BUMN untuk membantu kondisi perusahaan baja milik negara tersebut.

"Enggak, enggak ada bantuin," tegas dia.

Belum jelas berapa dana yang sedang disiapkan perusahaan saat ini, sebab proses valuasi perusahaan ini masih dilakukan saat ini. Pun, perusahaan belum mencapai kesepakatan berapa persen yang akan diambil kepemilikannya.


Masuk ke bisnis SPAM ini bukan kali pertama dilakukan PTPP. Sebab, baru-baru ini perusahaan baru saja memperoleh kontrak SPAM untuk regional Ir. H. Djuanda melalui anak usahanya PT PP Infrastruktur.

Nantinya, SPAM ini akan melayani 2,8 juta penduduk daerah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bogor.

SPAM ini merupakan konsorsium PT PP Infrastruktur dengan Maynillad Water Services Inc dan PT Varsha Zamindo Lestari atas tindak lanjut dari pembentukan Konsorsium MMVP yang berisi Maynilad-Metropac-Varsha-PTPP-PT PP Infrastruktur.

Badan usaha investasi ini yang akan bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengembangan SPAM Regional Ir. H. Djuanda dengan masa konsesi 30 tahun.

LANJUT HALAMAN 3: Giliran Bank Mandiri Bantu KRAS Setelah PTPP, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang membantu Krakatau Steel dengan merestruktuisasi untang senilai Rp 8 triliun yang merupakan bagian dari utang sindikasi.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan seluruh utang tersebut akan dibagi dalam 3 kelompok dengan tenor pembayaran berbeda-beda. Antara lain Tranche A dengan tenor delapan tahun, Tranche B bertenor tiga tahun dan Tranche C yang lebih fleksibel yang sifatnya bisa diperpanjang ke depannya.

"Diperpanjang tapi masih Tranche A itu 8-10 tahun, yang ini tiga tahun yang Tranche B-nya, jual aset. Yang Tranche C nanti agak panjang, ada unsur convertible bond. Belum (dalam proses perjanjian kredit ini). Itu masih perjanjian lagi, kalau diperbaharui," kata Royke di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Dia menjelaskan, setengah dari utang ini atau mencapai Rp 10 triliun-Rp 15 triliun atau kurang lebihj US$ 1 miliar, yang masuk dalam Tranche B akan dibayarkan dengan penjualan aset perusahaan.

Sedang untuk obligasi konversi (convertible bond) ini nantinya akan melalui perjanjian kredit baru jika perusahaan baja pelat merah ini tak mampu memenuhi total utang yang ada dalam Tranche C ini. "Nanti kalau value-nya sudah naik di issue convertible bond kita kan ada opsi untuk subscribe. Kalau tidak ya jadi loan," kata dia.

Adapun eksposur Bank Mandiri dalam seluruh utang ke Krakatau Steel ini nilainya mencapai Rp 8 triliun, jumlah ini merupakan nilai kredit terbesar dari seluruh bank yang ikut dalam perjanjian ini.

Dia menyebutkan, dalam proses restrukturisasi utang perusahaan tak hanya akan diwajibkan untuk menyelesaikan masalah keuangan-nya saja, namun juga masalah operasional perusahaan yang harus menjadi lebih efisien.

LANJUT HALAMAN 4: PGAS Juga Terlibat Bantu KRAS Terakhir, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bakal membantu Krakatau Steel dengan mengakuisisi anak usaha yang bergerak di bidang pembangkit listrik, yakni PT Krakatau Daya Listrik (KDL). Akuisisi ini akan dieksekusi tahun depan mengingat saat ini kedua perusahaan masih melakukan kajian.

Direktur Keuangan PGN Said Reza Pahlevi mengatakan akuisisi ini secara spesifik akan dilakukan atas bisnis KDL di bidang bisnis gas saja. Tujuannya untuk memperkuat usaha PGN sebagai distributor gas di Indonesia.

"Masih dalam kajian kami dan itupun terbatas pada business gas nya saja yang sesuai dengan core business PGN," kata Said kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/8/2019).

Rencana akuisisi ini masih dalam tahap diskusi antara kedua perusahaan, sehingga Said belum bisa menyampaikan berapa besaran dana yang akan digelontorkan oleh PGN untuk mengambil alih usaha tersebut.

"Kajian baru selesai bulan October or November, dan pastinya masih perlu waktu untuk tahapan berikutnya. Kemungkinan bila kajiannya positif baru bisa dieksekusi tahun depan," tegasnya.

PGN merupakan BUMN kedua yang disebut-sebut akan mengakuisisi anak usaha Krakatau Steel, setelah PT PP Tb. (PTPP) juga berencana untuk mengambil alih PT Krakatau Tirta Industri, namun masih dalam tahap tarik-tarikan besaran porsi kepemilikan di perusahaan tersebut.

Menurut situs resminya, KDL saat ini memiliki lima unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang masing-masing berkapasitas 80 MW. KDL memasok listrik untuk perusahaan baja pelat merah sebagai induk usahanya, industri dan fasilitas usaha KS Group, serta konsumen umum yang terdiri dari berbagai golongan mulai dari rumah tangga, perhotelan hingga kelompok industri.

Bahan bakar utama dari PLTU KDL adalah gas alam (Natural Gas) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) Residu. Kedua bahan bakar ini dapat digunakan sendiri-sendiri maupun bersamaan.

Seperti diketahui, pembangkit listrik PT KDL mampu mengaplikasikan mekanisme Dual Firing, yaitu mekanisme pembakaran yang dapat menggunakan bahan bakar gas juga BBM secara bersamaan.

Selain memberikan suplai listrik, PT KDL juga melayani kebutuhan pelanggan yang menyangkut berbagai masalah kelistrikan. Mulai dari jasa operasi dan perawatan pembangkit listrik, jasa kelistrikan, sewa alat berat, jasa workshop, jasa konsultasi serta jasa pelabuhan untuk bongkar muat.

Seiring dengan pengembangan kegiatan usaha yang mencakup bidang energi, KDL memperluas area bisnisnya dengan melayani distribusi hilir gas alam dan minyak bumi.


(hps/tas) Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular