Ditanya Soal KRAS, Ini Serba-serbi Jawaban Rini Soemarno

tahir saleh, CNBC Indonesia
31 July 2019 11:11
Foto: Rini soemarno menteri BUMN di acara pencatatan perdana KIK Dinfra toll road mandiri 001. (CNBC Indonesia/Shalini)
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Independen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Roy Maningkas mengungkapkan bahwa kondisi perusahaan yang dalam 7 tahun terus merugi dan ditambah dengan persoalan utang hingga lebih dari Rp 30 triliun mencerminkan bahwa KRAS sudah 'dijarah' habis-habisan.

"Utang Rp 30 triliun, perusahaan ini sudah dijarah habis-habisan, saya masuk [2015] ini sudah dijarah habis-habisan," kata Roy dalam talkshow CNBC Indonesia, Rabu (24/7/2019).

Direktur Utama KRAS Silmy Karim terus berupaya melakukan restrukturisasi utang agar perusahaan baja kebanggaan nasional ini terus bisa bertahan di tengah gempuran serangan baja impor dari China.


Berdasarkan laporan keuangan KRAS 2018, tercatat utang mencapai US$ 2,49 miliar, naik 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar. Utang jangka pendek yang harus dibayarkan oleh perusahaan mencapai US$ 1,59 miliar, naik 17,38% dibandingkan 2017 senilai US$ 1,36 miliar.

"Fokus sekarang melakukan restrukturisasi utang dan bisnis, bagaimana kita mengoptimalisasi anak usaha. Paling cepat kuartal IV tahun ini [rights issue]," kata Silmy Karim di Bursa Efek Indonesia, Jumat (19/7/2019).

Lalu apa saja tanggapan Rini Soemarno, Menteri BUMN, soal prahara di Krakatau Steel?

Rini sebetulnya tak mau ambil pusing dan menyerahkan permasalahan keuangan yang dialami Krakatau kepada manajemen perusahaan.

"Tanya sama KS dong. Itu kan proses B to B [business to business]. Ya jalan seperti apa adanya," tegas ditemui jurnalis usai menggelar rapat secara tertutup dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/7/2019).

Sebelumnya, saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor pekan lalu, Rini mengatakan bahwa kondisi Krakatau Steel baik-baik saja. Ia bahkan mengklaim kondisi Krakatau Steel jauh lebih baik saat ini, meskipun tak memungkiri perlu perbaikan internal di perusahaan baja berbasis di Cilegon, Banten itu.

Namun saat ditanya lebih baik seperti apa, Rini tidak menjelaskannya.

"Tanya sana direksi lah, kan ada direksinya ada dewan komisarisnya, mereka sudah melakukan banyak hal perbaikan, tadinya proyeknya terhenti bisa diselesaikan, restrukturisasi utang juga diselesaikan," katanya di Istana Bogor, Rabu (24/7/2019).

Dia juga merespons soal isu serangan baja impor yang menekan kinerja KRAS. Rini menyatakan dirinya khawatir dengan serangan baja China yang membuat Krakatau Steel terpuruk.

"Kami ingin menekankan bahwa biar bagaimana kita harus mendorong industri dalam negeri, iya kan. Kalau kita mau ada kemandirian itu harus tetap dijaga. Sehingga balancing antara yang kita bisa buat dengan impor itu harus bisa dilakukan. Itu saja permintaan saya," papar Rini saat itu.

Sayangnya terkait dengan rencana pengunduran Roy Maningkas sebagai komisaris independen KRAS, mantan bos Grup Astra tersebut belum mengetahuinya. Walaupun kabar ini sudah tersebar luas di pasar.

Roy adalah komisaris independen yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN untuk mengawasi Krakatau Steel. Selain Roy, jajaran komisaris yang lain ialah Nana Rohana, Ridwan Djamaludin, I Gusti Putu Suryawirawan (presumo), Nanang Pamuji Mugasejati dan Dadan Kurnia. Penunjukkan Roy ysebagai komisaris KRAS dilakukan pada 2015.
 

"Belum [tahu]. Belum sama sekali. Ini kan komisaris. Kalau dia mau nulis, tapi saya belum terima. Jadi saya belum tahu. Jadi bicara dengan deputi. Saya belum dapat kabar," kata Rini, Rabu (24/7/2019).

Tahun ini, KRAS terus berbenah. Perseroan bahkan berencana menambah modal melalui mekanisme rights issue atau penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada kuartal keempat tahun ini. 

KRAS sudah mengantongi izin dari Dewan Perwakilan Rakyat menerbitkan HMETD sebesar 10% dari modal yang ditempatkan perseroan. Hanya saja, Silmy belum merinci, berapa target dana yang akan dihimpun dalam aksi korporasi tersebut. 

Upaya ini, lanjut Silmy sejalan dengan upaya KRAS melakukan restrukturisasi utang dan memperbaiki kinerja perseroan.


KRAS butuh langkah revolusioner untuk pulih.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article Sah! Purwono Widodo Diangkat Jadi Dirut Krakatau Steel (KRAS)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular