Terungkap, Ini Penyebab Rupiah Kalah Jauh dari Baht!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 August 2019 07:33
Fundamental Ekonomi Sudah Kokoh
Foto: APBN KiTa (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)

Walaupun pertumbuhan ekonomi tahun ini melambat, tapi ternyata pertumbuhan ekonomi Thailand di periode-periode sebelumnya begitu pesat. Terhitung sejak tahun 2015, tak pernah sekalipun perekonomian Negeri Gajah Putih tumbuh melambat.

Pada tahun 2014, perekonomian Thailand tercatat hanya tumbuh sebesar 1%, jauh melambat jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yang sebesar 2,7%. Namun pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi melonjak menjadi 3,1%.

Pada tiga tahun berikutnya (2016-2018), pertumbuhan ekonomi terus bergerak naik dengan tambahan kenaikan yang relatif besar, masing-masing menjadi 3,4%, 4%, dan 4,1%.

Sementara untuk Indonesia, perekonomian tanah air terlihat begitu terseok-seok dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2013, perekonomian Indonesia mampu membukukan pertumbuhan sebesar 5,56%, sebelum kemudian anjlok menjadi 5,01% pada tahun 2014.

Pada tahun 2015 atau tahun pertama di mana Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai presiden, pertumbuhan ekonomi kembali ambruk ke level 4,79%.

Dalam tiga tahun berikutnya (2016-2018), pertumbuhan ekonomi memang meningkat, namun besarannya kecil saja, masing-masing menjadi 5,02%, 5,07%, dan 5,17%.

Lantaran Thailand bisa memacu pertumbuhan ekonominya dengan begitu baik, fundamental perekonomiannya sudah siap untuk menghadapi guncangan eksternal yang banyak didapati pada tahun ini.

Jika berbicara mengenai mata uang, salah satu variabel penting yang mempengaruhi pergerakannya adalah posisi transaksi berjalan (current account) yang merupakan bagian dari neraca pembayaran (balance of payment).

Transaksi berjalan merupakan variabel penting dalam mendikte laju mata uang suatu negara lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen neraca pembayaran lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Terhitung semenjak tahun 2014, tak pernah sekalipun transaksi berjalan Thailand membukukan defisit. Pada tahun 2018, transaksi berjalan Thailand membukukan surplus sebesar 7,73% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

 

Kini, bandingkan dengan Indonesia. Sejak tahun 2011, tak ada lagi ceritanya transaksi berjalan mencetak surplus, yang ada selalu defisit.


Pada tahun ini, permasalahan klasik tersebut belum juga bisa ditemukan jalan keluarnya. Pada kuartal I-2019, Bank Indonesia (BI) mencatat CAD berada di level 2,6% dari PDB, jauh lebih dalam ketimbang CAD pada kuartal I-2018 yang berada di level 2,01% dari PDB. Kemudian pada kuartal II-2019, CAD membengkak menjadi 3,04% dari PDB. CAD pada tiga bulan kedua tahun ini juga lebih dalam ketimbang capaian pada periode yang sama tahun lalu di level 3,01% dari PDB.

BERLANJUT KE HALAMAN 4 -> Waktunya Berbenah!

(ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular