Data Pekerjaan AS Terbang Tinggi, Dolar Naik ke Rp15.720

rev, CNBC Indonesia
05 February 2024 09:25
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data pekerjaan AS menunjukkan angka jauh di atas ekspektasi dan sikap wait and see investor perihal pertumbuhan ekonomi Indonesia hari ini.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,41% di angka Rp15.720/US$. Pelemahan ini memutus tren penguatan yang terjadi selama enam hari beruntun.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 8.46 WIB menguat di angka 104,1 atau naik 0,18%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (2/2/2024) yang berada di angka 103,92.

Nilai tukar rupiah hari ini tertekan akibat data yang dirilis Biro Ketenagakerjaan AS pekan lalu.

Pada Jumat (2/2/2024) waktu Indonesia tercatat data pekerjaan di luar pertanian (nonfarm payroll/NFP) periode Januari 2024 sebanyak 353.000. Jauh dari ekspektasi yang perkiraan bisa turun ke 182.000 dari bulan sebelumnya sebesar 333.000 pekerjaan.

Tingkat pengangguran juga meleset dari perkiraan yang proyeksi bisa naik ke 3,8%. Realisasinya pada Januari 2024 angka pengangguran masih sama dari bulan sebelumnya di 3,7%.

Data ekonomi AS lainnya menunjukkan bahwa Negera Paman Sam ini masih cukup kuat. Ekonomi AS memasuki 2024 juga masih bertahan di posisi yang kuat. Data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV/2023 semakin menjauhi resesi dengan pertumbuhan 3,3%, jauh di atas konsensus sebesar 2%. Serta, tingkat inflasi masih di atas target bank sentral.

Pada pekan ini, masih ada sejumlah data ekonomi AS yang akan rilis. Pada Senin (5/2/2024) akan diumumkan data Purchasing Managers Index (PMI) Composite dan Service periode Januari 2024 yang kemungkinan besar masih di level ekspansif.

Hal ini membuat DXY melonjak tinggi pada penutupan perdagangan Kamis dan Jumat pekan lalu yang berujung pada tekanan terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah.

Sementara pada hari ini, investor masih menunggu data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2023 dan full year 2023.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada Oktober-Desember 2023 atau kuartal IV mencapai 5,01% (year on year/yoy) dan tumbuh 0,42% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq).

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 (yoy) dan 1,60% (qtq) pada kuartal III-2023.

Dengan menghitung pertumbuhan ekonomi kuartal I-III pada 2023 dan proyeksi kuartal IV-2023 maka pertumbuhan ekonomi full year 2023 akan berada di angka 5,04%. Pertumbuhan akan lebih rendah dibandingkan pada 2022 sebesar 5,31%.

Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup rendah, maka hal ini akan semakin menekan mata uang Garuda.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunggu Data Ekonomi Dalam Negeri, Rupiah Dibuka Ambles

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular