
Rupiah Oh Rupiah, Kemarin Stagnan Hari Ini Melemah...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2019 16:11

Sementara dari sisi eksternal, investor juga menanti sesuatu terkait bank sentral. Pada 22-24 Agustus, The Fed akan menggelar simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Pertemuan ini sangat dinanti oleh pelaku pasar, yang sedang mencari petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga acuan di Negeri Paman Sam. Mengutip CME Fedwatch, selepas September diperkirakan ada penurunan suku bunga acuan lagi pada Oktober. Peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Oktober adalah 76,2%.
Namun siapa tahu ada petunjuk dari Powell di Jackson Hole. Kalau ada pernyataan yang kuat dari sang pengganti Janet Yellen, maka bisa saja peta permainan akan berubah.
Selain itu, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dunia semakin nyata. Inflasi tingkat produsen di Jerman pada Juli tercatat 1,1% year-on-year (YoY). Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,2% dan merupakan laju terlemah sejak Desember 2016. Pertanda bahwa dunia usaha di Jerman ragu-ragu menaikkan harga karena khawatir mengganggu daya beli masyarakat.
Data dari Negeri Panser semakin memberi gambaran bahwa perlambatan ekonomi global adalah risiko yang ada di depan mata. Jika tidak ada perbaikan, misalnya AS-China terus gontok-gontokan, maka perlambatan ekonomi global bukan tidak mungkin berujung kepada resesi.
Oleh karena itu, investor pun makin yakin untuk bermain aman. Saat investor bermain aman, jangan harap arus modal membanjiri Indonesia.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pertemuan ini sangat dinanti oleh pelaku pasar, yang sedang mencari petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga acuan di Negeri Paman Sam. Mengutip CME Fedwatch, selepas September diperkirakan ada penurunan suku bunga acuan lagi pada Oktober. Peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Oktober adalah 76,2%.
Namun siapa tahu ada petunjuk dari Powell di Jackson Hole. Kalau ada pernyataan yang kuat dari sang pengganti Janet Yellen, maka bisa saja peta permainan akan berubah.
Data dari Negeri Panser semakin memberi gambaran bahwa perlambatan ekonomi global adalah risiko yang ada di depan mata. Jika tidak ada perbaikan, misalnya AS-China terus gontok-gontokan, maka perlambatan ekonomi global bukan tidak mungkin berujung kepada resesi.
Oleh karena itu, investor pun makin yakin untuk bermain aman. Saat investor bermain aman, jangan harap arus modal membanjiri Indonesia.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular