Rupiah Oh Rupiah, Kemarin Stagnan Hari Ini Melemah...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2019 16:11
BI Tahan atau Turunkan Bunga Acuan?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Faktor domestik dan eksternal agak kurang suportif bagi rupiah. Dari dalam negeri, investor wait and see menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) untuk menentukan suku bunga acuan.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI masih mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% pada bulan ini. Namun, empat dari 12 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate turun 25 basis poin (bps) ke 5,5%. Memang minoritas, tetapi tidak bisa dinafikan begitu saja.




Menarik untuk melihat hasil keputusan Gubernur Perry Warijyo dan kawan-kawan. Pasalnya, bulan ini tidak ada rapat Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, yaitu Federal Open Market Committee (FOMC). Artinya, tidak ada hasil rapat FOMC yang bisa dijadikan pegangan, BI kini seorang diri.

Jika BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan pada Kamis ini, maka MH Thamrin boleh dibilang ahead of the curve. Pasalnya, The Fed diperkirakan baru menurunkan suku bunga acuan pada September.

Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps ke 1,75-2% mencapai 95%. BI mencuri start kalau berani menurunkan suku bunga besok lusa.

Namun kalau BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, seperti ekspektasi pasar, maka dapat dipahami. Bagaimana pun bermain aman itu perlu, jangan sampai salah langkah karena ada risiko seperti perang dagang AS-China, ancaman resesi, dan sebagainya. Jangan-jangan menurunkan suku bunga acuan bisa membuat pasar keuangan Indonesia menjadi kurang seksi sehingga rupiah bakal melemah.


Penantian terhadap RDG BI membuat pelaku pasar enggan bermain agresif. Rupiah dan aset-aset berbasis mata uang ini mengalami tekanan jual.

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular