Saham MCOR Mendadak Terbang di Sesi II, Ada Apa?

tahir saleh, CNBC Indonesia
19 August 2019 14:24
Harga saham PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. (MCOR) atau CCB Indonesia tiba-tiba langsung melejit.
Foto: Dok.CCB Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. (MCOR) atau CCB Indonesia tiba-tiba langsung melejit pada perdagangan sesi II, Senin (19/8/2019), padahal di sesi I saham bank tersebut belum masuk deretan top gainers teratas yang sempat diduduki oleh PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk (CCSI).

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 13.46 WIB mencatat, saham bank hasil merger antara PT Bank Windu Kentjana International Tbk. dan PT Bank Antardaerah pada 30 November 2016 ini berada di harga Rp 171/saham, atau melesat 32,56%.'

Kenaikan itu mendekati batas atas sistem auto rejection yang batasan maksimal naik dan turun dalam sehari sebesar 35% bagi saham dengan rentang harga Rp 50-Rp 200/saham.


Nilai transaksi saham MCOR mencapai Ro 9,42 miliar dengan volume perdagangan 57,79 juta saham. Dari jumlah transaksi itu, investor domestik mencatatkan beli Rp 9,7 miliar, sementara domestik jual juga sebesar Rp 9,7 miliar, sementara investor asing mencatatkan net sell rendah yakni Rp 15,1 juta.

Secara year to date, atau tahun berjalan, asing sudah melepas saham MCOR sebanyak Rp 76,15 juta. Dalam 6 hari perdagangan terakhir, terhitung dengan pekan lalu, saham MCOR naik 29% dan year to date naik 20%.

Hingga saat ini belum ada aksi korporasi terbaru perusahaan. Namun dalam keterbukaan informasi di BEI, saat melaporkan paparan publik pada 16 Mei 2019, manajemen bank yang dipimpin oleh You Wennan ini mengungkapkan rencana penambahan modal perusahaan.

"Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir tahun 2018, saat ini Bank CCB Indonesia merupakan Bank BUKU 2 yang fokus terhadap UMKM," tulis manajemen perusahaan.

Dengan rencana tersebut, perseroan perlu meningkatkan struktur permodalan agar dapat meningkatkan legal lending limit. "Untuk itu perseroan merencanakan penambahan modal. Namun demikian, saat ini rencana penambahan modal tersebut masih dalam tahap diskusi manajemen. Manajemen berharap bank akan mencapai target CAR [rasio kecukupan modal] yang telah ditentukan," tulis manajemen.

Data CCB Indonesia mencatat, capital adequacy ratio (CAR) perseroan pada tahun ini ditargetkan akan mencapai sebesar 33,48% dari tahun 2018 yakni 15,69%.

Saat ini, perseroan memiliki jaringan 95 kantor yang tersebar di kota-kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar Bali, Mataram Lombok, Palembang, Bandar Lampung, Batam, Pekanbaru, Pontianak, Makassar dan Pangkal Pinang.

Per akhir Desember 2018, saham perseroan dipegang 
China Construction Bank Corporation (CCBC) sebesar 60%, di mana kepemilikan CCBC dipegang oleh Huijin 57,11% dan HKSCC Nominees Limited 36,79%. Huijin adalah perusahaan yang sepenuhnya milik negara China yang didirikan sesuai dengan Undang-Undang Perusahaan RRC pada tanggal 16 Desember 2003.

Adapun H
KSCC Nominees Limited adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Hong Kong Securities Clearing Company Ltd. Sisa saham MCOR 
dipegang Johnny Wiraatmadja dan Kiki Hamidhjaja, dan publik.

Tahun ini, manajemen MCOR membidik pertambahan aset perusahaan menjadi Rp 20,94 triliun, dari tahun lalu Rp 15,99 triliun. Penyauran kredit juga dipatok sebesar Rp 12,79 triliun, naik dari realisasi tahun lalu Rp 11,55 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan naik menjadi Rp 13,80 triliun dari realisasi 2018 yakni Rp 13,07 triliun dan laba sebelum pajak diharapkan naik menjadi Rp 168 miliar dari realisasi tahun 2018 yakni Rp 136 miliar.


(tas/hps) Next Article Anak Usaha Bank Terbesar di Dunia Ini Rights Issue di BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular