
Siap Rights Issue, Saham MCOR Langsung Meroket 21%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. (MCOR) atau CCB Indonesia langsung meroket pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jumat (18/10/2019) seiring dengan rencana penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Ditambah lagi, dalam rights issue ini grup usaha Sinar Mas lewat PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) juga berpotensi masuk jadi pemegang saham karena menjadi pembeli siaga atau standby buyer.
Data perdagangan pukul 09.15 WIB, saham MCOR langsung terbang 21,32% di level Rp 165/saham dengan nilai transaksi Rp 4,46 miliar dan volume perdagangan 28,16 juta saham. Tak ada investor asing masuk hari ini, pembelian semuanya dilakukan investor lokal.
Harga saham MCOR jika naik terus bisa saja menyentuh batas atas atau auto rejection yakni 35% dengan rentang harga saham Rp 50-Rp 200/saham.
Dalam prospektus MCOR disebutkan SMMA akan menjadi salah satu pemegang saham CCB Indonesia, setelah menjadi pembeli siaga dari penerbitan saham baru ini.
Entitas anak Sinar Mas Group ini akan menyerap sisa saham rights issue, jika para pemegang saham yang memiliki HMETD tidak merealisasikan haknya untuk menebus saham baru dari bank hasil merger PT Bank Windu Kentjana International Tbk. dan PT Bank Antardaerah pada 2016 itu.
Dalam prospektus yang dipublikasikan perseroan Kamis kemarin (17/10/2019) CCB Indonesia akan menawarkan sebanyak-banyaknya 32 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100/saham. Hanya saja belum ditentukan harga pelaksanaan dan target emisi yang akan diraih.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga rata-rata MCOR pada pekan ini di level Rp 140/saham. Dengan asumsi harga ini, diperkirakan dana rights issue yang bisa dikantongi perseroan bisa mencapai Rp 4,48 triliun.
Kemarin, saham MCOR juga ditutup naik 0,74% di level Rp 136/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 2,26 triliun.
Penggunaan dana dari rights issue untuk memperkuat struktur permodalan agar menjadi bank kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III atau bank dengan modal inti antara Rp 5 triliun - Rp 30 triliun.
"Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan tersebut, masih terdapat sisa saham baru yang tidak dilaksanakan oleh pemegang saham atau pemegang HMETD dalam Penawaran Umum Terbatas V ini maka Sinar Mas akan bertindak sebagai pembeli siaga dan mengambil seluruh sisa saham baru tersebut," tulis prospektus MCOR.
Sebelumnya, manajemen MCOR, pada 11 Oktober 2019 telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menyetujui aksi korporasi ini.
Dilihat dari struktur pemegang saham, China Construction Bank Corporation saat ini menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 9,97 miliar saham setara 60% kepemilikan saham. Johnny Wiraatmadja menggenggam 21,32% saham, Kiki Hadimaja 5,21% saham sedangkan saham publik sebesar 13,47%.
Dengan rights issue ini, maka pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebesar 65,80%.
Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD akan berlangsung pada 11-18 Desember 2019, sedangkan pencatatan efek di BEI pada 11 Desember 2019.
CCB masuk menjadi satu dari 'big four' di China. Pada 2019 ini, S&P Global Market Intelligence mencatat CCB berada di urutan kedua terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar (market cap) yakni menembus US$ 3.376 miliar (US$ 3,37 triliun), terpaut dari peringkat pertama yakni Industrial and Commercial Bank of China (ICBC).
Simak kinerja CCB Indonesia
(tas/hps) Next Article Saham MCOR Mendadak Terbang di Sesi II, Ada Apa?
