Penjualan Drop 20%, Begini Bisnis Properti RI Menurut Fitch

Monica Wareza, CNBC Indonesia
16 August 2019 14:30
Meskipun persaingan pangsa pasar bisa melemah karena pelemahan arus kas.
Foto: Reuters/Bahrain Mirror
Jakarta, CNBC Indonesia - Fitch Ratings menyebutkan pembangunan dan permintaan baru untuk perumahan untuk kelas menengah akan menjadi katalis yang mendorong pertumbuhan properti di Indonesia pada semester II tahun ini. Meskipun persaingan pangsa pasar bisa melemah karena pelemahan arus kas.

Menurut rilis Fitch, rumah menengah dengan kisaran harga Rp 500 juta-Rp 1,5 miliar masih menjadi favorit bagi pengembang, seiring dengan terus bertumbuhnya jumlah penduduk berpenghasilan menengah. Ada 52 juta penduduk kelas menengah atau sekitar 20% dari total populasi Indonesia, berdasarkan data Bank Dunia.

Namun demikian, potensi ini tetap dibayangi dengan adanya risiko jangka waktu pembayaran yang lebih panjang kepada konsumen untuk meningkatkan penjualan dengan adanya persaingan pangsa pasar.

"Ini bisa memperlemah arus kas operasi dalam jangka menengah, karena kami percaya para developer akan kesulitan untuk memperketat periode pembayaran kembali," tulis Bernard Kie, Associate Director Fitch Ratings dalam risetnya, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (16/8/2019).

Pengembang dengan portofolio hunian gedung tinggi (high rise) dinilai akan menjadi pengembang dengan tingkat risiko paling besar dari segi arus kas operasi. Sebab biaya konstruksi yang digunakan kurang fleksibel jika dibading dengan pengembang rumah tapak (landed house).

Pendorong pertumbuhan industri properti lainnya adalah permintaan lahan industri yang terus bertumbuh. Fitch menyebut, dari pengembang yang diberi peringkat olehnya terjadi pertumbuhan empat kali lipat penjualannya pada kuartal kedua 2019. "Didorong oleh meningkatnya investasi ke negara tersebut [Indonesia]," imbuh dia.

Stabilisasi politik pascapemilihan presiden secara investasi di bidang infrastruktur didukung oleh pelonggaran pajak, seperti pajak yang direncanakan untuk industri padat karya, dapat mendorong kepercayaan bagi investor baru dan mendukung permintaan lahan industri.

Adapun total penjualan konsolidasi untuk 13 pengembang yang dilacak Fitch mengalami penurunan 20% secara year on year (YoY) di semester I-2019 menjadi Rp 15,8 triliun. Sejalan dengan perkiraan lembaga rating ini sebelumnya.

Terjadinya penurunan ini disebabkan karena tak adanya produk baru yang diluncurkan oleh pengembang jelang pemilihan presiden yang dihelat pada April 2019.

Tingkat akuisisi lahan juga mengalami penurunan seesar 60% YoY karena perusahaan-perusahaan tengah berfokus untuk memperbaiki arus kas operasi. Akibatnya, tingkat leverage stabil di level 32% di akhir kuartal II-2019.

Penjualan Lemah, Harga Properti Melambat
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Jadi Perhatian Fitch, Penjualan Lahan Industri di Atas Target

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular