Viral DMO Dicabut, Saham Batu Bara "Digoreng"?
16 August 2019 12:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten batu bara melesat pada sesi I. Viral kabar pemerintah mencabut domestic market obligasi (DMO) jadi pemicu kenaikan harga saham-saham produsen batu legam tersebut. Namun kabar tersebut kemudianĀ dibantah.
Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) sempat melesat 16,35% yang kemudian turun hanya naik 5,58% ke level Rp 1.420/saham. Saham PT Bukit Asam TbkĀ sempat melesat 8,82% namun kemudian kenaikan turun hanya 2,1% ke level Rp 2.430/saham.
Demikian pula dengan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang sempat naik 8,12% namun terkoreksi kenaikan jadi 1,48% ke level Rp 1.375/saham dan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sempat naik 5,85% namun kemudian tinggal 0,98% ke level Rp 1.035/saham.
Namun lain hal dengan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang tercatat terkoreksi 1,01% ke level Rp 98/saham. Serta saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang terkoreksi 2,05%.
Sebelumnya beredar kabar pemerintah berencana untuk mencabut DMO batu bara yang di patok sebesar 25% hingga akhir 2019. Menurut artikel tersebut, DMO dicabut atas desakan kalangan pelaku pengusaha batu bara.
Dalam info yang beredar di pasar ini, disebutkan pencabutan DMO ini juga bisa membantu pemerintah mengurangi CAD (defisit neraca transaksi berjalan) dan menambah ekspor.
"Para pengusaha batu bara juga mengeluhkan PLN tidak menyerap terlalu besar hasil batu bara DMO yang dikarenakan oversupply. sehingga lebih baik pemerintah mencabut pelaksanaan DMO ini di saat harga batu bara sedang turun guna membantu pengusaha batu bara," tulis informasi yang bereda tersebut.
Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa kabar tersebut hanya hoaks belaka.
"Tidak betul itu," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/8/2019).
Bambang memang sempat menuturkan, pihaknya akan melihat perkembangan ke depan, seperti dinamika harga, dan kebutuhan nasional batu bara. Baru nanti akan diputuskan apakah setelah 2019 harga DMO batu bara ini akan dilanjutkan atau tidak.
"(Harga DMO) sampai akhir 2019 kan ini. Nanti kami putuskan setelah 2019 bagaimana setelah kami lihat perkembangannya. Dinamika harga batu bara, kebutuhan nasional batu bara," ujar Bambang beberapa waktu lalu.
Produksi Batu Bara RI Oversupply!
[Gambas:Video CNBC]
(hps/dob)
Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) sempat melesat 16,35% yang kemudian turun hanya naik 5,58% ke level Rp 1.420/saham. Saham PT Bukit Asam TbkĀ sempat melesat 8,82% namun kemudian kenaikan turun hanya 2,1% ke level Rp 2.430/saham.
Demikian pula dengan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang sempat naik 8,12% namun terkoreksi kenaikan jadi 1,48% ke level Rp 1.375/saham dan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sempat naik 5,85% namun kemudian tinggal 0,98% ke level Rp 1.035/saham.
Namun lain hal dengan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang tercatat terkoreksi 1,01% ke level Rp 98/saham. Serta saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang terkoreksi 2,05%.
Sebelumnya beredar kabar pemerintah berencana untuk mencabut DMO batu bara yang di patok sebesar 25% hingga akhir 2019. Menurut artikel tersebut, DMO dicabut atas desakan kalangan pelaku pengusaha batu bara.
Dalam info yang beredar di pasar ini, disebutkan pencabutan DMO ini juga bisa membantu pemerintah mengurangi CAD (defisit neraca transaksi berjalan) dan menambah ekspor.
"Para pengusaha batu bara juga mengeluhkan PLN tidak menyerap terlalu besar hasil batu bara DMO yang dikarenakan oversupply. sehingga lebih baik pemerintah mencabut pelaksanaan DMO ini di saat harga batu bara sedang turun guna membantu pengusaha batu bara," tulis informasi yang bereda tersebut.
Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa kabar tersebut hanya hoaks belaka.
"Tidak betul itu," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/8/2019).
Bambang memang sempat menuturkan, pihaknya akan melihat perkembangan ke depan, seperti dinamika harga, dan kebutuhan nasional batu bara. Baru nanti akan diputuskan apakah setelah 2019 harga DMO batu bara ini akan dilanjutkan atau tidak.
"(Harga DMO) sampai akhir 2019 kan ini. Nanti kami putuskan setelah 2019 bagaimana setelah kami lihat perkembangannya. Dinamika harga batu bara, kebutuhan nasional batu bara," ujar Bambang beberapa waktu lalu.
Produksi Batu Bara RI Oversupply!
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Ini Pandangan Asosiasi Soal Harga DMO Batu Bara
(hps/dob)