RI Kaya Batu Bara, Bauksit, Sawit, Jokowi: Tidak Cukup!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 August 2019 11:38

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Joko Widodo lagi-lagi menekankan agar negara ini tak mengandalkan komoditas sumber daya alamnya begitu saja. Jokowi ingin ada peningkatan SDM agar pengelolaan SDA bisa lebih optimal dan memberi nilai tambah.
"Memang negara kita ini kaya Bauksit, batubara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi. Tapi tidak cukup di situ," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di depan sidang bersama DPD dan DPR, Jumat (16/8/2019).
Jokowi ingin RI keluar dari kutukan sumber daya alam, memanfaatkan SDM yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. "Yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan. Yang mengubah tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa," katanya.
Ia ingin kembali melakukan hilirisasi industri dilakukan agar bisa melompat lagi, melakukan industri pengolahan bauksit hingga impor alumina tidak perlu dilakukan lagi. Demikian juga soal hilirisasi industri batu bara menjadi DME.
"DME sehingga kita bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya. Kita bangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel kita akan meningkat 4 kali lipat."
Upaya hilirisasi ini, kata dia, harus dimulai dari sekarang. Saat ini beberapa kemajuan sudah terlihat, seperti program B20 lalu masuk ke B30 sebentar lagi. "Tapi kita bisa lebih dari itu kita bisa membuat B100. Kita sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur lagi. Tapi kita bisa lebih dari itu, " tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article 2.078 Izin Tambang Dicabut Jokowi, Itu Batu Bara Semua?
"Memang negara kita ini kaya Bauksit, batubara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi. Tapi tidak cukup di situ," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di depan sidang bersama DPD dan DPR, Jumat (16/8/2019).
Ia ingin kembali melakukan hilirisasi industri dilakukan agar bisa melompat lagi, melakukan industri pengolahan bauksit hingga impor alumina tidak perlu dilakukan lagi. Demikian juga soal hilirisasi industri batu bara menjadi DME.
"DME sehingga kita bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya. Kita bangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel kita akan meningkat 4 kali lipat."
Upaya hilirisasi ini, kata dia, harus dimulai dari sekarang. Saat ini beberapa kemajuan sudah terlihat, seperti program B20 lalu masuk ke B30 sebentar lagi. "Tapi kita bisa lebih dari itu kita bisa membuat B100. Kita sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur lagi. Tapi kita bisa lebih dari itu, " tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article 2.078 Izin Tambang Dicabut Jokowi, Itu Batu Bara Semua?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular