
Trade Balance Effect Masih Terasa, IHSG Sukses Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 August 2019 09:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Jumat (16/8/2019) dengan apresiasi sebesar 0,11% ke level 6.264,38.
Pada pukul 09:10 WIB, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, indeks saham acuan di Indonesia tersebut sudah memperlebar penguatan menjadi 0,13% ke level 6.265,66.
Hebatnya, IHSG berhasil menghijau kala seluruh bursa saham utama Benua Kuning sedang kompak berada di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei melemah 0,19%, indeks Shanghai turun tipis 0,02%, indeks Hang Seng jatuh 0,48%, indeks Straits Times ambruk 1,01%, dan indeks Kospi berkurang 0,94%.
Memanasnya perang dagang AS-China menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning.
Kemarin sore (15/8/2019), Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa pihaknya harus mengambil langkah balasan guna merespons rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk senilai 10% bagi produk impor asal China yang hingga kini belum terdampak perang dagang.
Itikat baik dari AS ternyata tak digubris oleh China. Seperti yang diketahui, pada hari Selasa (13/8/2019) Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus beberapa produk dari daftar produk impor asal China yang akan dikenakan bea masuk baru pada awal bulan depan.
Kantor Perwakilan Dagang AS dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa keputusan ini dilandasi oleh alasan "kesehatan, keselamatan, keamanan nasional, dan faktor-faktor lainnya", dilansir dari CNBC International.
Lebih lanjut, pengenaan bea masuk baru senilai 10% untuk berbagai produk lainnya yang sejatinya akan mulai berlaku efektif pada awal September diputuskan ditunda hingga 15 Desember. Produk-produk yang akan ditunda pengenaan bea masuknya mencakup ponsel selular, laptop, konsol video game, dan monitor komputer.
Sejatinya, China kemudian mengeluarkan pernyataan yang relatif adem. Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan optimisme bahwa kedua belah pihak bisa menemukan solusi untuk perang dagang kedua negara yang sudah berlangsung begitu lama.
"Dengan dasar kesetaraan dan rasa saling menghormati, kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan melalui dialog dan konsultasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dilansir dari CNBC International.
Namun, pelaku pasar sudah dibuat kelewat takut bahwa China akan segera meluncurkan serangan balasan terhadap AS.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 Dari dalam negeri, rilis data perdagangan internasional periode Juli 2019 mampu mendongkrak kinerja IHSG.
Data perdagangan internasional periode Juli 2019 diumumkan kemarin oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sepanjang Juli 2019, BPS mencatat bahwa ekspor jatuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih baik dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi hingga 11,59%.
Sementara itu, impor tercatat jatuh 15,21% YoY, juga lebih baik ketimbang konsensus yakni koreksi sebesar 17,76% YoY.
Alhasil, neraca dagang tercatat membukukan defisit senilai US$ 63,5 juta, lebih kecil dibandingkan konsensus yang sebesar US$ 384,5 juta. Rilis data perdagangan internasional periode Juli 2019 menjadi sangat penting lantaran akan mempengaruhi posisi transaksi berjalan pada kuartal III-2019.
Pada Juli 2018, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 2,01 miliar, sementara defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) pada kuartal III-2018 tercatat sebesar 3,3% dari PDB.
Jika ternyata neraca dagang Indonesia membukukan defisit yang lebih dalam dari ekspektasi pada periode Juli 2019, maka akan ada kekhawatiran bahwa transaksi berjalan akan kembali membengkak pada kuartal III-2019.
Untuk diketahui, pada kuartal II-2019 Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa CAD menembus level 3% dari PDB, tepatnya 3,04%. Padahal pada kuartal I-2019, CAD hanya berada di level 2,6% dari PDB.
Secara nominal, CAD pada kuartal II-2019 adalah senilai US$ 8,44 miliar. Dengan defisit neraca dagang pada Juli 2019 yang jauh lebih kecil dari ekspektasi, maka ada harapan bahwa CAD di kuartal III-2019 akan menyempit. Hal ini pada akhirnya memotori aksi beli di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Jelang Rilis Data Ekspor-Impor, IHSG Menguat Tipis
Pada pukul 09:10 WIB, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, indeks saham acuan di Indonesia tersebut sudah memperlebar penguatan menjadi 0,13% ke level 6.265,66.
Hebatnya, IHSG berhasil menghijau kala seluruh bursa saham utama Benua Kuning sedang kompak berada di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei melemah 0,19%, indeks Shanghai turun tipis 0,02%, indeks Hang Seng jatuh 0,48%, indeks Straits Times ambruk 1,01%, dan indeks Kospi berkurang 0,94%.
Kemarin sore (15/8/2019), Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa pihaknya harus mengambil langkah balasan guna merespons rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk senilai 10% bagi produk impor asal China yang hingga kini belum terdampak perang dagang.
Itikat baik dari AS ternyata tak digubris oleh China. Seperti yang diketahui, pada hari Selasa (13/8/2019) Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus beberapa produk dari daftar produk impor asal China yang akan dikenakan bea masuk baru pada awal bulan depan.
Kantor Perwakilan Dagang AS dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa keputusan ini dilandasi oleh alasan "kesehatan, keselamatan, keamanan nasional, dan faktor-faktor lainnya", dilansir dari CNBC International.
Lebih lanjut, pengenaan bea masuk baru senilai 10% untuk berbagai produk lainnya yang sejatinya akan mulai berlaku efektif pada awal September diputuskan ditunda hingga 15 Desember. Produk-produk yang akan ditunda pengenaan bea masuknya mencakup ponsel selular, laptop, konsol video game, dan monitor komputer.
Sejatinya, China kemudian mengeluarkan pernyataan yang relatif adem. Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan optimisme bahwa kedua belah pihak bisa menemukan solusi untuk perang dagang kedua negara yang sudah berlangsung begitu lama.
"Dengan dasar kesetaraan dan rasa saling menghormati, kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan melalui dialog dan konsultasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dilansir dari CNBC International.
Namun, pelaku pasar sudah dibuat kelewat takut bahwa China akan segera meluncurkan serangan balasan terhadap AS.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 Dari dalam negeri, rilis data perdagangan internasional periode Juli 2019 mampu mendongkrak kinerja IHSG.
Data perdagangan internasional periode Juli 2019 diumumkan kemarin oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sepanjang Juli 2019, BPS mencatat bahwa ekspor jatuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih baik dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi hingga 11,59%.
Sementara itu, impor tercatat jatuh 15,21% YoY, juga lebih baik ketimbang konsensus yakni koreksi sebesar 17,76% YoY.
Alhasil, neraca dagang tercatat membukukan defisit senilai US$ 63,5 juta, lebih kecil dibandingkan konsensus yang sebesar US$ 384,5 juta. Rilis data perdagangan internasional periode Juli 2019 menjadi sangat penting lantaran akan mempengaruhi posisi transaksi berjalan pada kuartal III-2019.
Pada Juli 2018, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 2,01 miliar, sementara defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) pada kuartal III-2018 tercatat sebesar 3,3% dari PDB.
Jika ternyata neraca dagang Indonesia membukukan defisit yang lebih dalam dari ekspektasi pada periode Juli 2019, maka akan ada kekhawatiran bahwa transaksi berjalan akan kembali membengkak pada kuartal III-2019.
Untuk diketahui, pada kuartal II-2019 Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa CAD menembus level 3% dari PDB, tepatnya 3,04%. Padahal pada kuartal I-2019, CAD hanya berada di level 2,6% dari PDB.
Secara nominal, CAD pada kuartal II-2019 adalah senilai US$ 8,44 miliar. Dengan defisit neraca dagang pada Juli 2019 yang jauh lebih kecil dari ekspektasi, maka ada harapan bahwa CAD di kuartal III-2019 akan menyempit. Hal ini pada akhirnya memotori aksi beli di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Jelang Rilis Data Ekspor-Impor, IHSG Menguat Tipis
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular