Siap IPO, Emiten Properti di Ciledug Ini Bidik Dana Rp 336 M

tahir saleh, CNBC Indonesia
14 August 2019 16:21
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan satu emiten properti lagi.
Foto: Ilustrasi Gedung (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan satu emiten properti lagi setelah PT Bhakti Agung Propertindo Tbk menggelar penawaran awal penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) mulai Rabu 14-21 Agustus mendatang. Harga IPO yang ditawarkan dalam bookbuilding ini yakni Rp 150- Rp 200/saham.

Dalam prospektus yang dirilis perusahaan di media massa Rabu ini, perusahaan properti yang berbasis di Tangerang, Banten, ini akan melepas sebanyak-banyaknya 1.677.522.000 atau 1,67 miliar saham. Besaran ini mewakili 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.

Dengan rentang harga Rp 150-200/saham, maka dana IPO yang akan dikantongi perusahaan ini maksimal mencapai Rp 335,50 miliar. Sebagai penjamin emisi atau underwriter, perusahaan menunjuk PT MNC Sekuritas.


Perseroan juga akan menerbitkan maksimal 1.342.017.600 atau 1,34 miliar Waran I yang menyertai saham yang ditawarkan atau sebanyak 34,3% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran yang merupakan pemanis bagi investor pembeli saham IPO ini memiliki jangka waktu pelaksanaan 3 tahun.

Waran I ini bernilai nominal Rp 50/saham dengan harga pelaksanaan belum ditentukan.

Jadwal masa penawaran awal yakni 14-21 Agustus, perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Agustus, dan perkiraan masa penawaran umum yakni 30 Agustus-2 September. "Perkiraan tanggal pencatatan saham dan Waran I di BEI pada 6 September mendatang," tulis prospektus perusahaan.

Situs resmi perusahaan mencatat, Bhakti Agung adalah perusahaan properti Grup Agung Development. Grup ini berkembang di beberapa kota besar di Indonesia dan mempunyai 14 proyek, salah satunya Apartement Green Cleosa berada tepat di jalan Raden Fatah Nomor 62, Sudimara Barat, Ciledug, Tangerang, Banten.

Jajaran komisaris ada nama H.A Zafar sebagai komisaris utama, sementara nama mantan Direktur Bursa Efek Indonesia Alpino Kianjaya juga masuk sebagai komisaris independen.

Data prospektus menunjukkan, setelah IPO, porsi saham Bhakti Agung yakni PT Grha Agung Propertindo 40,25%, PT Nugraha Prima Griyatama 29,75%, dan publik 30%.

Dana IPO sebesar 20% akan dipakai untuk membayar sebagian utang (refinancing) kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atas fasilitas kredit konstruksi. Adapun sebagian besar 80% untuk modal kerja.

Suku bunga turun, kenapa pasar properti lesu?

[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article Bikin Rugi 66,66%, Saham Pendatang Baru Ini Jatuh ke Gocap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular