
Isu PHK Massal, Net TV Batal Masuk Bursa?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 August 2019 19:04

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Net Visi Media, induk usaha stasiun televisi NET TV (PT Netmediatama) tampaknya urung untuk melanjutkan rencananya menjadi perusahaan publik pada tahun ini. Padahal perusahaan ini telah melakukan mini expose ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Juli 2018.
Namun sayang, harapan NET TV untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) sirna. Nama Net Visi Media tak kunjung memeriahkan papan perdagangan di bursa hingga akhir periode laporan keuangan awal yang digunakan yakni Desember 2018 berakhir (periode 6 bulan pengajuan).
Berdasarkan pipeline daftar calon emiten terakhir, dari 16 calon emiten baru BEI tak lagi memasukkan nama perusahaan ini sebagai salah satu calon emitennya.
"[Mengenai mundurnya Net Visi Media] Konfirmasi saja ke manajemen perusahaan," kata IGD N Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, pada Senin (12/8/2019) di Gedung BEI.
Rencananya NET TV membidik dana senilai Rp 1 triliun dari aksi korporasi IPO. Datangnya pihak NET TV ke BEI kala itu diwakili oleh Wishnutama Kusubandio yang saat itu masih menjabat sebagai CEO NET TV, Agus Lasmono dari Indika Group dan perwakilan dari PT NH Korindo Sekuritas yakni Rama Gautama selaku penjamin emisi efek atau underwriter.
Menurut Rama, perusahaan pengelola televisi dengan slogan 'Televisi Masa Kini' ini akan melepaskan 25% sahamnya ke publik, terdiri dari 19% yang merupakan konversi dari obligasi wajib konversi (mandatory convertible bonds/MCB) dan sisanya untuk publik.
"Jadi total proceed-nya Rp 1 triliun, Rp 800 miliar dari MCB nah dari IPO ini Rp 200 miliar tapi semuanya jadi kepemilikan publik [termasuk MCB]," kata Rama usai mini expose di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Seluruh dana ini, termasuk yang sudah dikantongi terlebih dahulu dalam bentuk MCB digunakan perusahaan untuk pengembangan usaha.
Adapun pemegang MCB mayoritas yang diterbitkan oleh perusahaan adalah Tokopedia. Sementara itu, saat ini pemegang saham utama Net Visi Media adalah Indika Group dengan kepemilikan sebesar 63%.
Berdasarkan data bursa, perusahaan berniat melaksanakan aksi korporasi IPO menggunakan laporan keuangan Desember 2018.
Namun perlu diketahui, salah satu persyaratan IPO adalah menggunakan laporan keuangan 6 bulan terakhir sehingga, jika NET TV menggunakan laporan keuangan Desember 2018, maka seharusnya telah menjadi emiten paling lambat Juni 2019.
Tak jadinya perusahaan ini IPO dibayangi dengan beredarnya kabar Netmediatama yang berencana melakukan PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Isu PHK ini pun menggema di laman media sosial Twitter.
Komisaris Utama Netmediatama, Wishnutama, membantah kabar akan ada PHK massal di NET TV. Dia menegaskan tidak ada rencana seperti itu.
"Barusan saya sudah ketemu dengan direksi untuk minta penjelasan perihal berita ini. Informasi yang disampaikan kepada saya oleh direksi tidak ada PHK seperti yang diberitakan," kata Wishnutama, Jumat (9/8/2019).
Hingga berita ini diturunkan, manajemen perusahaan masih belum merespon CNBC Indonesia terkait dengan rencana IPO tersebut.
(tas) Next Article Wishnutama Jadi Menteri, Apa Kabar IPO NET TV?
Namun sayang, harapan NET TV untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) sirna. Nama Net Visi Media tak kunjung memeriahkan papan perdagangan di bursa hingga akhir periode laporan keuangan awal yang digunakan yakni Desember 2018 berakhir (periode 6 bulan pengajuan).
Berdasarkan pipeline daftar calon emiten terakhir, dari 16 calon emiten baru BEI tak lagi memasukkan nama perusahaan ini sebagai salah satu calon emitennya.
Rencananya NET TV membidik dana senilai Rp 1 triliun dari aksi korporasi IPO. Datangnya pihak NET TV ke BEI kala itu diwakili oleh Wishnutama Kusubandio yang saat itu masih menjabat sebagai CEO NET TV, Agus Lasmono dari Indika Group dan perwakilan dari PT NH Korindo Sekuritas yakni Rama Gautama selaku penjamin emisi efek atau underwriter.
Menurut Rama, perusahaan pengelola televisi dengan slogan 'Televisi Masa Kini' ini akan melepaskan 25% sahamnya ke publik, terdiri dari 19% yang merupakan konversi dari obligasi wajib konversi (mandatory convertible bonds/MCB) dan sisanya untuk publik.
"Jadi total proceed-nya Rp 1 triliun, Rp 800 miliar dari MCB nah dari IPO ini Rp 200 miliar tapi semuanya jadi kepemilikan publik [termasuk MCB]," kata Rama usai mini expose di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Seluruh dana ini, termasuk yang sudah dikantongi terlebih dahulu dalam bentuk MCB digunakan perusahaan untuk pengembangan usaha.
Adapun pemegang MCB mayoritas yang diterbitkan oleh perusahaan adalah Tokopedia. Sementara itu, saat ini pemegang saham utama Net Visi Media adalah Indika Group dengan kepemilikan sebesar 63%.
Berdasarkan data bursa, perusahaan berniat melaksanakan aksi korporasi IPO menggunakan laporan keuangan Desember 2018.
Namun perlu diketahui, salah satu persyaratan IPO adalah menggunakan laporan keuangan 6 bulan terakhir sehingga, jika NET TV menggunakan laporan keuangan Desember 2018, maka seharusnya telah menjadi emiten paling lambat Juni 2019.
Tak jadinya perusahaan ini IPO dibayangi dengan beredarnya kabar Netmediatama yang berencana melakukan PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Isu PHK ini pun menggema di laman media sosial Twitter.
Komisaris Utama Netmediatama, Wishnutama, membantah kabar akan ada PHK massal di NET TV. Dia menegaskan tidak ada rencana seperti itu.
![]() |
"Barusan saya sudah ketemu dengan direksi untuk minta penjelasan perihal berita ini. Informasi yang disampaikan kepada saya oleh direksi tidak ada PHK seperti yang diberitakan," kata Wishnutama, Jumat (9/8/2019).
Hingga berita ini diturunkan, manajemen perusahaan masih belum merespon CNBC Indonesia terkait dengan rencana IPO tersebut.
(tas) Next Article Wishnutama Jadi Menteri, Apa Kabar IPO NET TV?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular