Dolar Australia Selamat dari Tekanan Akibat CAD Indonesia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 August 2019 17:04
Neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2019 membukukan defisit US$ 8,4 miliar atau setara 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia memangkas pelemahan hingga flat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (9/8/19) berkat data transaksi berjalan (current account) Indonesia.

Sebelumnya di awal perdagangan hari ini dolar Australia melemah ke level Rp 9.625,31 sebelum perlahan memangkas pelemahan dan berada di level Rp 9.661,40 pada pukul 16:36 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.




Neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II-2019 membukukan defisit sebesar US$ 8,4 miliar atau setara 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tersebut jauh lebih dalam ketimbang kuartal I-2019 yang hanya US$ 7 miliar (2,6% PDB). Bahkan juga lebih dalam dibanding CAD kuartal II-2018 yang sebesar US$ 7,9 miliar (3,01% PDB).

Bank Indonesia (BI) menyebut pembengkakan CAD tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti, repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri, dampak perlambatan ekonomi dunia, dan harga komoditas yang berguguran.

Secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019 juga membukukan defisit sebesar US$ 1,98 miliar. Padahal pada kuartal sebelumnya, NPI masih tercatat surplus sebesar US$ 2,4 miliar.



Selain karena pembengkakan CAD, defisit pada NPI kali ini juga disebabkan oleh penurunan kinerja transaksi finansial, yang mana hanya mencatat surplus sebesar US$ 7 miliar pada kuartal II-2019. Jauh lebih kecil dibanding kuartal sebelumnya yang surplus US$ 9,9 miliar.

Sementara itu dolar Australia sebelumnya tertekan akibat bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) diprediksi akan memangkas suku bunga beberapa kali lagi mengikuti tetangganya bank sentral Selandia Baru (Reserve Bank of New Zealand/RBNZ).

Rabu kemarin RBNZ secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) rekor terendah 1%. Langkah tersebut terbilang mengejutkan, mengingat pelaku pasar memprediksi RBNZ memangkas 25 bps.

Tidak hanya itu, Gubernur RBNZ Adrian Orr juga mengindikasikan akan ada pemangkasan lebih lanjut, bahkan kemungkinan adanya kebijakan moneter tidak biasa (unconventional) seperti program pembelian aset.


Kelapa Ekonom Commonwealth Bank of Australia, Michael Blythe memprediksi RBA akan memangkas suku bunga 25 bps di bulan November untuk menekan tingkat pengangguran, sebagaimana dikutip Financial Review.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Ekonom AMP Capital, Shane Olivier, RBA bahkan diprediksi akan lebih agresif dengan memangkas suku bunga di bulan November tahun ini dan Februari 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular