Kinerja Semester I

Properti Lesu, Siapa Emiten Properti Paling Menguntungkan?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 August 2019 14:36
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 0,98% di level 6.115,13 di sesi I.
Foto: Ilustrasi Gedung (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 0,98% di level 6.115,13 pada perdagangan sesi I yang merupakan nilai terendah harian sejak 29 Mei 2019.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), di tengah penurunan indeks ini, emiten properti Tanah Air turut mewarnai perdagangan bursa hari ini (6/8/2019). Sektor properti pun ikut berperan dalam mendongkrak dan menekan kinerja IHSG.

Pasalnya, ada emiten properti yang masuk top gainers yakni PT PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS). Akan tetapi ada juga yang terjebak di top losers, seperti PT PP Properti Tbk (PPRO).

Lalu, sebenarnya bagaimana kinerja keuangan emiten properti di semester pertama 2019?

Untuk diketahui emiten properti yang dianalisa dalam artikel ini adalah emiten yang pada Selasa ini (6/8/2019) sudah melaporkan kinerja semester I-2019, dengan total aset di atas Rp 10 triliun



Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas perusahaan properti membukukan pertumbuhan negatif pada pos pendapatan. Akan tetapi, hal yang sebaliknya terjadi di pos laba bersih, di mana mayoritas emiten properti justru menorehkan pertumbuhan laba positif, bahkan ada yang berbalik untung.


PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menjadi jawara di industri properti setelah membukukan nilai omzet dan perolehan keuntungan terbesar.

Total pendapatan PWON hingga akhir Juni 2019 mencapai Rp 3,5 triliun, meskipun pertumbuhannya cenderung stabil, yakni hanya 3,79% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sedangkan total laba yang berhasil dicatatkan perusahaan sebesar Rp Rp 1,37 triliun, dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,13 triliun.

Sayangnya, meski unggul baik dari omzet maupun laba, tingkat margin bersih (net profit margin/NPM) PWON tidak menduduki posisi pertama.

Emiten properti yang unggul dari faktor NPM adalah Puradelta Lestari (DMAS) yang berhasil mencatatkan NPM sebesar 63,52%. Ini berarti, lebih dari setengah pendapatan yang masuk mampu dibukukan sebagai keuntungan.


Tidak hanya itu, DMAS sejatinya juga unggul dari segi pertumbuhan omzet dan laba. Total pendapatan dan laba perusahaan masing-masing melesat 299,24% YoY dan 567,23% YoY.

Di lain pihak, emiten yang menorehkan total pemasukan paling kecil adalah PT Sentul City Tbk (BKSL) dengan perolehan Rp 390,35 miliar. Sementara itu, emiten yang membukukan laba paling bontot adalah PT Hanson International Tbk (MYRX) dengan capaian keuntungan hanya Rp 15,66 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article DP Turun, Ini Daftar Bunga KPR Bank Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular