Yuan Amblas di Hadapan Dolar AS, Bagaimana Lawan Rupiah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 August 2019 20:28
Pelemahan kurs yuan oleh Bank Sentral China dikatakan sebagai pembalasan atas tindakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan bea impor sebesar 10%
Foto: Foto ilustrasi dolar amerika dan yuan china. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yuan anjlok tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (5/8/19) hingga menyentuh level terlemah sejak Maret 2007.

Pelemahan kurs yuan oleh Bank Sentral China (People's Bank of China/PboC) dikatakan sebagai pembalasan atas tindakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan bea impor sebesar 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku pada September.

"Saya pikir ini jelas balasan dimana di masa lalu (perang dagang sebelumnya) China menahan diri untuk tidak melakukan hal tersebut (melemahkan mata uang)" kata Claudio Piron Bank of America Merrill Lynch Global Research, sebagaimana dikutip CNBC International.



Sebagai informasi, nilai tukar yuan melawan dolar AS dipatok oleh PboC setiap harinya, dan dibiarkan bergerak bebas entah itu menguat atau melemah maksimal 2%.

PboC mematok nilai kurs yuan hari ini 6,9225/US$ atau yang terlemah sejak Desember 2018, setelahnya mekanisme pasar membuat yuan terus melemah diperdagangkan di level 7,0321/US$ atau melemah 1,35%.



Akibat langkah tersebut, yuan juga jeblok melawan rupiah. Pada pukul 18:35 WIB, 1 yuan dibanderol Rp 2.023,63 atau melemah 0,89% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pelemahan hari ini menjadi yang terbesar sejak 31 Mei lalu.



Penguatan rupiah melawan yuan pada hari ini terjadi saat Indonesia melaporkan pelambatan pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan (year-on-year/YoY), sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia.

Walaupun sesuai ekspektasi, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua tahun 2019 melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07%.

Data tersebut membuat Mata Uang Garuda tertekan, tetapi tetap mampu unggul melawan renminbi. Yuan kini kembali mendekati level terlemah sejak September 2017 Rp 2.019,25 yang dicapai pada 19 Juli lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular