
Perang Dagang AS-China Ada Positifnya Juga Buat Rupiah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 August 2019 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China memberikan pukulan hebat bagi rupiah pada perdagangan Jumat (2/8/19). Namun ada positifnya juga, rupiah setidaknya menguat melawan mata uang yuan China.
Pada pukul 15:15 WIB, 1 yuan dibanderol Rp 2.042,12 atau melemah 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Padahal Kamis kemarin mata uang yang juga disebut renminbi ini menguat 0,48%.
Presiden AS Donald Trump kembali mengobarkan bara api parang dagang yang sebelumnya sudah meredup. Kamis waktu setempat Trump menaikkan bea impor 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku di bulan September.
Akibat kebijakan Trump tersebut babak baru perang dagang bisa dimulai, China sudah mengancam akan melakukan hal yang serupa.
Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing bakal menerapkan serangan balasan jika AS jadi mengenakan bea masuk baru.
"Kalau AS melakukan itu, maka kami akan melakukan balasan. Kami tidak mau ada perang dagang, tetapi tidak takut untuk menghadapinya.
"Kami harap AS berhenti melakukan ilusi dan bertanggung jawab dengan kembali mencari solusi masalah-masalah perdagangan. Bea masuk tidak akan menguntungkan AS, China, dan seluruh dunia.
"Sikap China dalam perundingan dagang tetap konsisten. China tidak akan tunduk terhadap ancaman dan intimidasi. Pintu perundingan selalu terbuka," papar Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti diwartakan Reuters.
Perang dagang kedua negara merupakan biang keladi pelambatan ekonomi global. Maklum saja AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia. Nilai ekspor-impor kedua negara terhadap negara-negara lainnya tentunya sangat besar. Jika arus ekspor-impor AS ke China dan sebaliknya tersendat, tentunya berdampak juga ke negara-negara lain.
Pertumbuhan ekonomi global kini terancam mengalami pelambatan yang lebih dalam, yang tentunya tidak menguntungkan bagi semua negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah
Pada pukul 15:15 WIB, 1 yuan dibanderol Rp 2.042,12 atau melemah 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Padahal Kamis kemarin mata uang yang juga disebut renminbi ini menguat 0,48%.
Presiden AS Donald Trump kembali mengobarkan bara api parang dagang yang sebelumnya sudah meredup. Kamis waktu setempat Trump menaikkan bea impor 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku di bulan September.
Akibat kebijakan Trump tersebut babak baru perang dagang bisa dimulai, China sudah mengancam akan melakukan hal yang serupa.
Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing bakal menerapkan serangan balasan jika AS jadi mengenakan bea masuk baru.
"Kalau AS melakukan itu, maka kami akan melakukan balasan. Kami tidak mau ada perang dagang, tetapi tidak takut untuk menghadapinya.
"Kami harap AS berhenti melakukan ilusi dan bertanggung jawab dengan kembali mencari solusi masalah-masalah perdagangan. Bea masuk tidak akan menguntungkan AS, China, dan seluruh dunia.
"Sikap China dalam perundingan dagang tetap konsisten. China tidak akan tunduk terhadap ancaman dan intimidasi. Pintu perundingan selalu terbuka," papar Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti diwartakan Reuters.
Perang dagang kedua negara merupakan biang keladi pelambatan ekonomi global. Maklum saja AS dan China merupakan dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia. Nilai ekspor-impor kedua negara terhadap negara-negara lainnya tentunya sangat besar. Jika arus ekspor-impor AS ke China dan sebaliknya tersendat, tentunya berdampak juga ke negara-negara lain.
Pertumbuhan ekonomi global kini terancam mengalami pelambatan yang lebih dalam, yang tentunya tidak menguntungkan bagi semua negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular