
Yuan Bangkit dari Titik Terlemahnya pada September 2017
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 July 2019 19:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menyentuh level terlemah sejak September 2017, nilai tukar yuan China akhirnya menguat melawan rupiah pada Selasa (16/7/19).
Melihat posisinya yang berada di level terlemah satu tahun sembilan bulan, wajar jika yuan menguat akibat penguatan teknikal (technical rebound), apalagi rupiah kini masih dalam periode menunggu dan mencermati (wait and see).
Pada pukul 17:40 WIB, yuan diperdagangkan di level Rp 2.025,24 atau menguat 0,11% di pasar spot, mengutip data Refinitiv.
Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli selama dua hari mulai besok menjadi fokus para pelaku pasar, membuat rupiah belum banyak bergerak. Suku bunga acuan rencananya diumumkan pada Kamis pukul 14:00 WIB.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Meski secara teori penurunan suku bunga dapat melemahkan kurs mata uang, tetapi juga dapat berdampak bagus bagi perekonomian sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Garuda.
Ada kemungkinan rupiah akan berjaya lagi di pekan ini, melihat yuan yang sedang tertekan akibat pertumbuhan ekonomi China melambat ke level terendah 27 tahun.
Berikut tabel pergerakan yuan melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juli, mengutip data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah
Melihat posisinya yang berada di level terlemah satu tahun sembilan bulan, wajar jika yuan menguat akibat penguatan teknikal (technical rebound), apalagi rupiah kini masih dalam periode menunggu dan mencermati (wait and see).
Pada pukul 17:40 WIB, yuan diperdagangkan di level Rp 2.025,24 atau menguat 0,11% di pasar spot, mengutip data Refinitiv.
Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli selama dua hari mulai besok menjadi fokus para pelaku pasar, membuat rupiah belum banyak bergerak. Suku bunga acuan rencananya diumumkan pada Kamis pukul 14:00 WIB.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan kolega menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Meski secara teori penurunan suku bunga dapat melemahkan kurs mata uang, tetapi juga dapat berdampak bagus bagi perekonomian sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Garuda.
Ada kemungkinan rupiah akan berjaya lagi di pekan ini, melihat yuan yang sedang tertekan akibat pertumbuhan ekonomi China melambat ke level terendah 27 tahun.
Berikut tabel pergerakan yuan melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juli, mengutip data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular