AS-China "Gencatan Senjata", Yuan Menguat terhadap Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 July 2019 18:43
Yuan sebenarnya membuka perdagangan awal semester-II 2019 dengan melemah, tetapi berhasil bangkit dan diperdagangkan menguat 0,22%
Foto: Foto ilustrasi dolar amerika dan yuan china. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yuan China (CNY) menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (1/7/19) dan menjauhi level terlemah enam bulan, setelah sempat dibuka menguat pada sesi perdagangan pagi. 

Yuan sebenarnya membuka perdagangan awal semester-II 2019 dengan melemah, tetapi kemudian perlahan bangkit dan diperdagangkan menguat 0,22% ke Rp. 2.060,97 di pasar spot pada pukul 17:30 WIB, melansir data dari Refinitiv.

Mata Uang Negeri Panda ini mengawali perdagangan hari ini di level Rp 2.049,91, sementara level terendah enam bulan berada di kisaran Rp 2.047,31 yang disentuh pada 25 Juni lalu.





Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akhirnya memutuskan "gencatan senjata" dengan tidak lagi saling menaikkan bea impor. Trump-Xi juga akan memulai kembali perundingan dagang yang sebelumnya sempat terhenti.

"Gencatan senjata" tersebut membuat pelaku pasar lega perang dagang tidak akan tereskalasi lagi untuk sementara.

Para investor sebelumnya sempat cemas akan kemungkinan AS menaikkan lagi bea impor setelah penasihat ekonomi Presiden Trump, Larry Kudlow pada Kamis pekan lalu mengatakan Gedung Putih masih bisa mengenakan bea impor baru yang sudah direncanakan sebelumnya terhadap berbagai produk dari China.

Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen di Juni 2019. BPS melaporkan terjadi inflasi di Juni 2019 sebesar 0,55% (bulanan). Sementara inflasi secara year-on-year (tahunan) mencapai 3,28%,

"Inflasi masih di bawah target pemerintah dan saya simpulkan inflasi Juni masih terkendali karena program yang dilakukan pemerintah berhasil," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (1/7/2019).


Inflasi yang masih stabil berarti daya beli masyarakat bisa terjaga, tetapi sayangnya data ini belum mampu mendongkrak kinerja rupiah melawan yuan. Pergerakan hari ini menjadi awal yang bagus bagi yuan setelah berakhir di zona merah pada bulan Juni.



TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Putusan Sidang MK dan KTT G20 Bikin Yuan Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular