Analisis Teknikal

Apakah Emas 'Ditakdirkan' Terus Menguat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 August 2019 14:10
Apakah Emas 'Ditakdirkan' Terus Menguat?
Ilustrasi Emas Batangan (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan hari ini hingga mencapai level tertinggi enam tahun atau tepatnya sejak awal Mei 2013. Sampai kapan sang logam mulia terus menanjak?

Pada Senin (5/8/2019) pukul 13:25 WIB, emas diperdagangkan menguat 1,2% ke US$ 1.458,49/troy ounce atau Rp 669.217/gram, (kurs US$ 1 = Rp 14.270) berdasarkan data investing.com.

Laju penguatan logam mulia sepertinya akan terhenti saat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The Fed yang menurunkan suku bunga acuan ke 2-2,25%, tetapi mengindikasikan tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga di tahun ini. 

Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.


Dengan panduan kebijakan pemangkasan yang tidak agresif dari The Fed, begitu juga bank sentral utama dunia yang tidak terlalu dovish, laju kenaikan harga emas sepertinya akan terhenti, dan kembali ke bawah level US$ 1.400.

Namun, tiba-tiba Presiden AS Donald Trump menegaskan akan memberlakukan tarif bea impor 10% terhadap produk China senilai US$ 300 miliar, berlaku mulai 1 September. Padahal delegasi AS baru saja kembali dari negosiasi dagang di Shanghai, perundingan yang disebut cukup konstruktif oleh kedua belah pihak.

Pernyataan Trump membuat China naik darah. Beijing menegaskan siap jika harus meladeni AS dalam perang dagang.


"Posisi China sangat jelas. Kalau AS ingin berdialog, mari kita berdialog. Namun kalau AS ingin perang, mari kita berperang," tegas Zhang Jun, Duta Besar China untuk PBB, dikutip dari Reuters.

Eskalasi perang dagang kedua negara tentunya membuat pertumbuhan ekonomi global bisa melambat lebih dalam, yang membuat investor mengalihkan investasinya ke aset-aset amat (safe haven) seperti emas.

Efek lain dari eskalasi perang dagang AS-China yang menyeret pertumbuhan ekonomi global akan merembet pada kebijakan moneter The Fed dan bank sentral utama lainnya.

Cetak Rekor Lagi, Emas Grafik: Probabilitas Suku Bunga The Fed Bulan September
Foto: CME Group

Mengutip Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan Negeri Paman Sam me 1,75-2% bulan depan mencapai 74,2%. Piranti yang sama menunjukkan probabilitas suku bunga acuan berada di 1,5%-1,75% pada akhir 2019 adalah 43,1%, tertinggi dibandingkan yang lainnya.



Nah, dari kebijakan The Fed tersebut akan menjalar ke European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan (BoJ). Mata uang euro dan yen kembali menguat melawan dolar AS, yang tentunya memberikan tekanan bagi ECB dan BOJ untuk melonggarkan kebijakan moneter guna meredam apresiasi yang berlebihan.

Kurs yen bahkan saat ini mencapai level terkuat tujuh bulan, yang membuat Kementerian Keuangan Jepang, BOJ, serta Otoritas Jasa Keuangan (FSA) Jepang mengadakan pertemuan dadakan untuk membahas pergerakan yen yang dikatakan membuat gugup pasar finansial.

Melihat semua background yang mendukung, emas sepertinya memang 'ditakdirkan' untuk terus menguat. Namun, apakah mampu mengulang kembali siklus kenaikan seperti satu dekade lalu?

Sebelum berangan-angan emas bisa mencapai rekor tertinggi US$ 1.920/troy ounce, ada baiknya melihat potensi pergerakan emas dalam jangka pendek. Simak analisisnya di halaman berikut.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Untuk melihat potensi pergerakan emas dalam jangka pendek bisa menggunakan analisis teknikal dengan melihat dari grafik harian dan grafik 1 jam.

Cetak Rekor Lagi, Emas Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Foto: investing.com

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau). 

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram sudah masuk ke area positif. Indikator ini memberikan gambaran peluang penguatan emas dalam jangka menengah. 

Cetak Rekor Lagi, Emas Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di atas MA 8, dan di atas MA 21 serta MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan sudah memasuki wilayah jenuh beli (overbought). 

Emas bergerak di atas resisten (tahanan atas) terdekat US$ 1.457, jika candle stick 1 jam nantinya berakhir di atas level tersebut emas berpeluang naik lebih lanjut ke US$ 1.462. Peluang penguatan logam mulia ke US$ 1.468 menjadi terbuka jika emas mampu menembus ke atas US$ 1.462. 

Sementara support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1,452, jika menembus ke bawah level tersebut, emas berpotensi terkoreksi turun ke level US$ 1.446.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular