Ambruk 2,59%, IHSG Cetak Koreksi Terdalam Sejak September

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 August 2019 16:44
Situasi Tak Kondusif, Investor Asing Bawa Kabur Rp 1 T Lebih
Foto: Bursa Efek Indonesia (BEI) (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Aksi jual yang dilakukan investor asing berkontribusi besar dalam mendorong IHSG ambruk pada hari ini. Hingga akhir sesi dua, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 1,09 triliun di pasar saham tanah air (pasar reguler).

Saham-saham yang banyak dilego investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 312,9 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 285,8 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 230 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 84,2 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 80,3 miliar).

Panasnya bara perang dagang AS-China dan rilis angka pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan sukses membuat investor asing berbondong-bondong meninggalkan pasar saham Indonesia.

Apalagi, kinerja rupiah juga tak mendukung. Hingga sore hari, rupiah melemah 0,53% di pasar spot ke level Rp 14.250/dolar AS, menandai depresiasi selama tiga hari beruntun.


Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual menjadi opsi yang sangat mungkin untuk mereka ambil.

Panasnya bara perang dagang AS-China dan rilis angka pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan membuat pelaku pasar melego rupiah dan mengalihkannya ke dolar AS selaku safe haven. Selain itu, rupiah juga dilego seiring dengan kekhawatiran terkait dengan defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD).

Mengutip Trading Economics, pada hari Kamis (8/8/2019) Bank Indonesia (BI) akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal II-2019, beserta dengan data transaksi berjalan (yang merupakan bagian dari NPI).

Sebagai informasi, pada tiga bulan pertama tahun 2019 BI mencatat bahwa CAD adalah senilai US$ 7 miliar atau setara dengan 2,6% dari PDB, sudah jauh lebih dalam dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.

Kalau CAD pada tiga bulan kedua kembali lebih dalam dibandingkan periode yang sama tahun lalu, besar kemungkinan bahwa CAD untuk keseluruhan tahun 2019 akan lebih dalam ketimbang 2018. Wajar jika rupiah babak belur pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular