
Trump Bikin Gara-gara, tapi Dolar Australia Bisa Menguat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 August 2019 15:58

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Dolar Australia menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Jumat (2/8/19) meski sama-sama terbebani perang dagang AS-China.
Pada pukul 14:05 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 9.672,18 atau menguat 0,82% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
China merupakan mitra dagang utama Australia, sehingga masalah yang terjadi di Negeri Tirai Bambu akan berdampak ke Negeri Kanguru.
Perang dagang AS-China berpotensi membesar setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan bea impor 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku di bulan September.
Indonesia sebagai negara emerging market juga terkena dampak buruk dari perang dagang tersebut. Tetapi efeknya terlihat lebih berdampak buruk ke rupiah, apalagi dolar Australia mendapat tenaga dari rilis data penjualan ritel.
Badan Statistik Australia melaporkan penjualan ritel bulan Juni naik 0,4% month-on-month (MoM), dari bulan Mei yang tumbuh 0,1%. Rilis ini menjadi data bagus kedua setelah Rabu lalu inflasi kuartal-II dilaporkan tumbuh 0,6%.
Penguatan dolar Australia di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Di Hadapan Dolar Australia, RupiahTerkuat Sejak 31 Mei!
Pada pukul 14:05 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 9.672,18 atau menguat 0,82% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
China merupakan mitra dagang utama Australia, sehingga masalah yang terjadi di Negeri Tirai Bambu akan berdampak ke Negeri Kanguru.
Perang dagang AS-China berpotensi membesar setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan bea impor 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku di bulan September.
Indonesia sebagai negara emerging market juga terkena dampak buruk dari perang dagang tersebut. Tetapi efeknya terlihat lebih berdampak buruk ke rupiah, apalagi dolar Australia mendapat tenaga dari rilis data penjualan ritel.
Badan Statistik Australia melaporkan penjualan ritel bulan Juni naik 0,4% month-on-month (MoM), dari bulan Mei yang tumbuh 0,1%. Rilis ini menjadi data bagus kedua setelah Rabu lalu inflasi kuartal-II dilaporkan tumbuh 0,6%.
Penguatan dolar Australia di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
BCA | 9.650.34 | 9.730,34 |
BRI | 9.620,38 | 9.756,81 |
Mandiri | 9.657,00 | 9.709,00 |
BNI | 9.656,00 | 9.728,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Di Hadapan Dolar Australia, RupiahTerkuat Sejak 31 Mei!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular