Pinjaman LPEI ke Duniatex Tembus Rp 3 T, Ini Sebarannya

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
31 July 2019 11:37
Grup Duniatex menjadi debitur dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sejak 2007.
Foto: Dok Dunitex
Jakarta, CNBC Indonesia - Grup Duniatex menjadi debitur dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sejak 2007 dengan mendapatkan total pembiayaan atau pinjaman menembus Rp 3,05 triliun.

Hal itu terungkap dalam 
laporan keuangan konsolidasi Duniatex tahun buku 2018.

Dari total nilai itu, Rp 2,12 triliun berupa kredit modal kerja (KMK) pinjaman jangka pendek (di bawah setahun), Rp 755,88 miliar berbentuk pinjaman jangka panjang, dan Rp 173,19 miliar berbentuk porsi jangka pendek dari pinjaman bank jangka panjang. Totalnya Rp 3,049 triliun.

Laporan keuangan Duniatex tersebut diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Joacim Poltak Lian & Rekan (anggota dari LEA Global-Leading Edge Alliance) dengan auditor yang menandatangani laporan keuangan salah satu partner KAP itu yaitu Lian Dalimunthe.


KAP tersebut berkantor di Jl Setia Budi Medan Sunggal, Sumut, meskipun pabrik Duniatex berada di Solo. Selain di Medan, KAP tersebut juga memiliki kantor di Graha Mandiri, Jl Imam Bonjol no. 61 Jakarta Pusat.

Indonesia Exim Bank erupakan kreditur terbesar Duniatex yang terdiri dari enam perusahaan tersebut.

Struktur perusahaan Grup Duniatex terdiri dari PT Delta Dunia Tekstil (DDT), PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT), PT Dunia Setia Sandang Asli Tekstil (DSSA), PT Damaitex, PT Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST), PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST).

Pemegang saham keenam perusahaan tersebut adalah Sumitro Hartono dan Susana.

DDT adalah perusahaan utama dari Grup Duniatex, karena saham dua perusahaan di dalam kelompok usaha itu (DMST dan DDST) dimiliki oleh DDT.

"Aspek development impact menjadi salah satu pertimbangan LPEI dalam menyalurkan fasilitas pembiayaan. Duniatex memiliki jumlah karyawan sebanyak 55 ribu orang dengan pendidikan rata-rata SMP/SMA dan sederajat," kata Corporate Secretary LPEI Emalia Tisnamisastra kepada reporter CNBC Indonesia, Senin (29/7/2019) malam, terkait pinjaman LPEI ke Duniatex.

Sebagai perbandingan, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan bahwa total dana yang disalurkan LPEI termasuk kepada DDT senilai Rp 1,2 triliun, DMST Rp 1,5 triliun, DMDT Rp 54 miliar dan DDST senilai Rp 289 miliar. Dengan demikian, total pembiayaan yang disalurkan pada Grup Duniatex mencapai Rp 3,04 triliun.

LPEI kemudian menyampaikan bahwa dampak gagal bayar kupon
global bond Duniatex dapat menyebabkan rasio utang bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perusahaan naik menjadi 14,52% dari sebelumnya 14,46%.

Jika gagal bayar terjadi dan rasio NPL LPEI bertambah, maka LPEI kembali melanggar batas maksimum NPL yang ditetapkan OJK.

Apabila batas atas dilanggar (maksimal 5% NPL), maka Indonesia Eximbank wajib menyerahkan rencana pemenuhan (solusi), paling lama satu bulan sejak tanggal terjadinya pelanggaran, di mana rencana tersebut harus disetujui oleh OJK.


Gawat, kredit macet LPEI mengkhawatirkan.

[Gambas:Video CNBC]


(tas) Next Article Geger! Duniatex Bikin EximBank Madesu, Bersiap Penyelamatan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular