
Duniatex Mulai Gagal Bayar, Ini Langkah dari Eximbank
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
31 July 2019 21:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Mencuatnya kasus gagal bayar obligasi oleh perusahaan tekstil Duniatex Grup membuat banyak kreditur lebih berhati-hati menyalurkan pembiayaan. Hal ini juga dilakukan oleh PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.
Saat ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 3,04 triliun terhadap Duniatex Group. Secara rinci, terdiri dari Rp 2,12 triliun berupa kredit modal kerja (KMK) pinjaman jangka pendek (di bawah setahun), Rp 755,88 miliar berbentuk pinjaman jangka panjang, dan Rp 173,19 miliar berbentuk porsi jangka pendek dari pinjaman bank jangka panjang. Totalnya Rp 3,05 triliun.
Sinthya Roesly, Direktur Eksekutif LPEI tidak pernah menyangka, debiturnya itu akan mengalami kasus gagal bayar, mengingat performa keuangan perseroan selalu baik. Dia menuturkan, Duniatex Group sudah menjadi nasabah LPEI sejak 2007 silam hingga membantu perusahaan tekstil itu terus berkembang hingga sekarang.
"Selama interaksi LPEI tidak pernah sekalipun terjadi tunggakan, selalu tepat waktu. Kinerja pembayaran mereka sangat baik dan tidak pernah miss, produksi dan bisnis mereka tumbuh. Kita tidak menyangka ini terjadi,"" kata Sinthya, di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Sinthya menuturkan, saat ini LPEI bersama Duniatex Group masih mencari solusi terbaik, sebab pihaknya ingin memastikan, selain restrukturisasi yang berjalan, keberlanjutan bisnis ini ke depan juga penting. Mengingat, Duniatex saat ini memiliki karyawan lebih dari 50.000 dari 28 pabrik. Apalahi, sektor tekstil juga masuk dalam sektor unggulan LPEI.
Dijelaskan Sinthya, LPEI juga telah menerjunkan tim independen dan berkoordinasi dengan pemilik Duniatex Group.
"Kita akan lihat dan akan acari solusi terbaik sesuaikan cashflow agar bisnis Duniatex tetap bisa berkelanjutan," ungkapnya.
Dalam keterangannya, LPEI menyampaikan bahwa dampak gagal bayar kupon global bond Duniatex dapat menyebabkan rasio utang bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perusahaan naik menjadi 14,52% dari sebelumnya 14,46%.
(dob/dob) Next Article Haduh! Risiko Kredit LPEI Tinggi, NPL Bengkak?
Saat ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 3,04 triliun terhadap Duniatex Group. Secara rinci, terdiri dari Rp 2,12 triliun berupa kredit modal kerja (KMK) pinjaman jangka pendek (di bawah setahun), Rp 755,88 miliar berbentuk pinjaman jangka panjang, dan Rp 173,19 miliar berbentuk porsi jangka pendek dari pinjaman bank jangka panjang. Totalnya Rp 3,05 triliun.
Sinthya Roesly, Direktur Eksekutif LPEI tidak pernah menyangka, debiturnya itu akan mengalami kasus gagal bayar, mengingat performa keuangan perseroan selalu baik. Dia menuturkan, Duniatex Group sudah menjadi nasabah LPEI sejak 2007 silam hingga membantu perusahaan tekstil itu terus berkembang hingga sekarang.
"Selama interaksi LPEI tidak pernah sekalipun terjadi tunggakan, selalu tepat waktu. Kinerja pembayaran mereka sangat baik dan tidak pernah miss, produksi dan bisnis mereka tumbuh. Kita tidak menyangka ini terjadi,"" kata Sinthya, di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Sinthya menuturkan, saat ini LPEI bersama Duniatex Group masih mencari solusi terbaik, sebab pihaknya ingin memastikan, selain restrukturisasi yang berjalan, keberlanjutan bisnis ini ke depan juga penting. Mengingat, Duniatex saat ini memiliki karyawan lebih dari 50.000 dari 28 pabrik. Apalahi, sektor tekstil juga masuk dalam sektor unggulan LPEI.
Dijelaskan Sinthya, LPEI juga telah menerjunkan tim independen dan berkoordinasi dengan pemilik Duniatex Group.
"Kita akan lihat dan akan acari solusi terbaik sesuaikan cashflow agar bisnis Duniatex tetap bisa berkelanjutan," ungkapnya.
Dalam keterangannya, LPEI menyampaikan bahwa dampak gagal bayar kupon global bond Duniatex dapat menyebabkan rasio utang bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perusahaan naik menjadi 14,52% dari sebelumnya 14,46%.
(dob/dob) Next Article Haduh! Risiko Kredit LPEI Tinggi, NPL Bengkak?
Most Popular