
Duniatex Dikabarkan Gagal Bayar, OJK: Ada Mismatch Likuiditas
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
30 July 2019 16:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai telah terjadi ketidakcocokan (mismatch) pengelolaan likuiditas Grup Duniatex yang menyebabkan perusahaan tekstil ini mengalami gagal bayar kupon global bond.
"Permasalahannya ya missmatch likuiditasnya sehingga dia (Duniatex) gagal bayar kupon. Jadi apa yang menjadi permasalahannya tentunya miss proyeksi likuiditas," kata Ketua OJK Wimboh Santoso, pada saat Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) Semeter I-2019, di Jakarta, Selasa (30/07/2019).
Menurut Wimboh permasalahan keuangan di Grup Duniatex merupakan isu spesifik tidak ada kaitan dengan masalah industri tekstil. "Jadi yg perlu digaris bawahi bukan masalah umum tapi masalah khusus yang terjadi di Duniatex," ujar Wimboh.
Untuk mitigasi masalah ini, OJK secara otomatis meminta untuk dilakukan restrukturisasi utang. "Bagaima dilakukan restrukturisasi kalau gak bisa bayar periode ini kapan dia akan membayar, dan ini sudah dibaca publik dan kata pemiliknya kita lakukan upaya-upaya restrukturisasi," jelas Wimboh.
Sebelumnya, dua lembaga pemeringkan menurunkan peringkat Duniatex. Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, kembali menurunkan peringkat utang PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) atau Duniatex Grup dari 'B-' ke 'CCC-' atau turun 3 peringkat.
Sebelumnya, Standard & Poors (S&P) memangkas habis peringkat utang jangka pannjang DMDT termasuk juga surat utang unsecured notes yang diterbitkan perusahaan dari BB- menjadi CCC-, atau diturunkan enam notch.
Peringkat utang tersebut diberikan untuk utang jangka panjang terbitan DMDT dan juga surat utang senior unsecured notes perusahaan yang berdenominasi dollar.
Dalam rilis S&P tanggal 16 Juli disebutkan alasan pemangkasan peringkat DMDT karena perusahaan menghadapi tantangan likuiditas yang besar yang juga sedang dialami oleh Grup Duniatex. Hal ini terlihat dari terlewatnya pembayaran kewajiban atas kredit sindikasi senilai US$ 260 juta sekitar dua minggu lalu oleh PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST).
S&P menegaskan bahwa kondisi kesulitan keuangan yang membayangi Grup Duniatex dan DSST akan berdampak negatif pada operasional DMDT. Pasalnya, DDST merupakan anak usaha yang bergerak di bidang pemintalan dan merupakan pemasok utama untuk DMDT.
S&P juga memberikan prospek negatif pada DMDT karena perusahaan berpotensi menghadapi kesulitan untuk memenuhi kewajiban utang kredit sindikasi senilai US$ 5 juta yang akan jatuh tempo pada September 2019.
(hps/hps) Next Article Batal Pailit, Restrukturisasi Utang Duniatex Rp 19 T Direstui
"Permasalahannya ya missmatch likuiditasnya sehingga dia (Duniatex) gagal bayar kupon. Jadi apa yang menjadi permasalahannya tentunya miss proyeksi likuiditas," kata Ketua OJK Wimboh Santoso, pada saat Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) Semeter I-2019, di Jakarta, Selasa (30/07/2019).
Menurut Wimboh permasalahan keuangan di Grup Duniatex merupakan isu spesifik tidak ada kaitan dengan masalah industri tekstil. "Jadi yg perlu digaris bawahi bukan masalah umum tapi masalah khusus yang terjadi di Duniatex," ujar Wimboh.
Sebelumnya, dua lembaga pemeringkan menurunkan peringkat Duniatex. Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, kembali menurunkan peringkat utang PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) atau Duniatex Grup dari 'B-' ke 'CCC-' atau turun 3 peringkat.
Sebelumnya, Standard & Poors (S&P) memangkas habis peringkat utang jangka pannjang DMDT termasuk juga surat utang unsecured notes yang diterbitkan perusahaan dari BB- menjadi CCC-, atau diturunkan enam notch.
Peringkat utang tersebut diberikan untuk utang jangka panjang terbitan DMDT dan juga surat utang senior unsecured notes perusahaan yang berdenominasi dollar.
Dalam rilis S&P tanggal 16 Juli disebutkan alasan pemangkasan peringkat DMDT karena perusahaan menghadapi tantangan likuiditas yang besar yang juga sedang dialami oleh Grup Duniatex. Hal ini terlihat dari terlewatnya pembayaran kewajiban atas kredit sindikasi senilai US$ 260 juta sekitar dua minggu lalu oleh PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST).
S&P menegaskan bahwa kondisi kesulitan keuangan yang membayangi Grup Duniatex dan DSST akan berdampak negatif pada operasional DMDT. Pasalnya, DDST merupakan anak usaha yang bergerak di bidang pemintalan dan merupakan pemasok utama untuk DMDT.
S&P juga memberikan prospek negatif pada DMDT karena perusahaan berpotensi menghadapi kesulitan untuk memenuhi kewajiban utang kredit sindikasi senilai US$ 5 juta yang akan jatuh tempo pada September 2019.
(hps/hps) Next Article Batal Pailit, Restrukturisasi Utang Duniatex Rp 19 T Direstui
Most Popular